Hwaaaa!!! bingung mo kasih judul apa!!! >.<
kasih judul ndiri dah! *angkat tangan*
author strezz guru2 sekolah gak jelas semua… hyaaaa!!! ><
ini ff pun sebenarnya aku tulis di buku trus Salin k lappie… dan itupun ancur…. Happy reading~ >w<
TITLE:;: X
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CAST:;: Jaejoong, Yunho, Heechul, Hankyung, Yoochun
GENRE:;: fantasy, romance(?),… (gak tau genrenya apa)
Perlahan tangannya terulur, meraih setangkai mawar putih diantara mawar lainnya. Badannya sedikit membungkuk, mendekatkan hidungnya ke mawar yang tak kalah cantik dari wajahnya itu. Dia menghirup aroma mawar tersebut dalam-dalam.
“Jaejoong-a.” seseorang menyebut namanya, membuatnya menoleh.
“Ada apa, Yunho-sii?” tanyanya lembut. Namja bermata kecil itu, dengan sedikit berlari, menghampiri Jaejoong, yang masih setia memegangi mawarnya.
“Heechul hyung memeanggilmu.” Jawabnya. Jaejoong mengangguk kecil lalu beranjak, hendak keluar dari rumah kaca tersebut. “Dan hentikan memanggilku dengan formal.” Ucap Yunho ketika Jaejoong berjalan tepat disampingnya, melewatinya. Jaejoong hanya tersenyum kecil lalu kembalu berjalan keluar.
Sepeninggal Jaejoong Yunhi tetap terdiam di tempat, lalu menoleh kearah hinlangnya sosok Jaejoong.
<><><><><>
Jaejoong memutar knop pintu didepannya lalu mendorongnya perlahan.dia masuk kedalam dan enutup pintu dengan hati-hati. Didapatinya dua namja duduk diatas sebuah fosa berwarna maroon. Mereka terlihat sibuk dngan dunia mereka sendiri, walau tadi Jaejoong sudah sempat mengetuk dan terdengar suara seseorang menyuruhnya masuk.
Seorang dianatar mereka sedang menciumi leher namja satunya, sementara satunya menyuruh orang disampingyna itu untuk berhenti saat dia menyadari kehadiran Jaejooong. “Stop, Han.”
Jaejoong berjalan menghampiri keduanya. “Ada apa, Master?” tanyanya, berhenti tepat didepan sofa, lebih tepatnya dihadapan namja yang seperti dirinya, namja cantik.
Heechul tersenyum kecut. “Hentikan panggilan itu. Aku bukan ‘master’mu lagi.” Jaejoong menghenbuskan nafas pelan lalu mengangguk kecil.
Heechul menjentikan jarinya dan munculah sepucuk surat di tangannya. Dia menyerahkan surat tersebut pada Jaejoong.
Jaejoong menaikan satu alisnya, meminta penjelasan pada Heechul.
“Berikan pada Leeteuk. Suruh dia segera membaca dan member balasannya.” Suruh Heechul. Jaeoong mengangguk.
“Saya permisi.” Pamit Jaejoong lalu membungkuk kecil dan berbalik, pergi keluar ruangan itu.
Setelah Jaejoong menutup pintu, kedua namja itu terdiam beberapa saat. Heechul menatap pintu dengan tatapan yang sulit diartikan. Namja disamping Heechul menyadari akan hal itu.
“Anak itu… yang saat itu, kan?” Tanyanya. Tangannya merengkuh, memeluk tubuh Heechul.
Heechul mengangguk sembari tersenyum pahit. Hankyung menatap Heechul dengan miris. Dia tahu bagaimana perasaan Heechul sekarang. Dan hanya dia yang tahu selain Heechul sendiri. Tangan Hankyung terangkat, lalu dia mengecupp puncak kepala Heechul dengan lembut.
“Sudahlah, tak usah dibahas.” Ucap Heechul lalu menarik kerah baju hankyung dan mulai melumat bibirnya.
<><><><><>
Langkah Jaejoong perlahan melambat seiring tubuhnya mendekat kearah jendela besar di pojok ruangan. Dengan jemari lentiknya dia mengelus bingkai jendela yang terbuat dari kayu. Matanya meredup, menatap kosong bibir jendela.
“Kau disini.” Sebuah suara memecah lamunan Jaejoong. Dia kenal suara ini. Jaejoong menarik tangannya dan kembali melangkahkan kakinya.
“Hmm.” Jawab Jaejoong saat dia melewati namja bersuara baritone itu. Dengan cepat naja itu mencengkram lengan Jaejoong sebelum namja berkulit putih susu itu melewatinya, tanpa menatapnya. Jaejoong menghentikan langkahnya, menghembuskan nafas panjang.
“Apa maumu?” Tanya Jaejoong, menoleh kearah namja itu.
Hening. Tak ada satu katapun keluar dari bibir namja yang masih mengenggam tangan Jaejoong.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya lalu menarik nafas dan menghembuskannya secara cepat. Dia rasa tak perlu melakukan ini, tapi apa boleh buat.
Dia menarik bahu namja itu hingga mata keduanya bertemu. Tapi tatapan namja itu kosong, tersirat rasa pedih yang dalam disana. Jaejoong berusaha melepaskan cengkraman namja itu, tapi dia justru seakin memeret cengkramannya, membuat Jaejoong sempat meringis kesakitan.
Kembali, Jaejoong menghembuskan nafas. “Apa maumu, Yoochun-ssi?” Jaeoong mereas pelan bahu Yoochun, memohon agar dia menatap mata Jaejoong. Dan berhsail. Yoochun menatap teat di kedua mata besar Jaejoong, dengan tatapan sayu.
“Jaejoong-a…” suara lembut Yoochun sebenarnya membuat Jaejoong nyaris hilang kendali untuk melompat memeluk namja yang lebih tinggi darinya itu. Tapi Jaejoon harus menahan dirinya. Dia tak ingin tembok tebal yang susah paah dibangunnya selama ini runtuh begitu saja.
“Lepaskan.” Pinta Jaejoong, berusaha melepaskan tangan Yoochun darinya. Yoochun tetao pada pendiriannya, tak ingin melepas Jaejoong… lagi. Dia tak ingin kehilangan untuk kegita kalinya.
“Aku harus pergi sekarang, perintah Heechul-nim.” Ucap Jaejoong tegas. Dengan sekali hentakan dia berhasil melepaskan tangan Yoochun kali ini. Tanpa menyia-nyiakan waktu lagi Jaejoong langsung membalikan badannya dan kembali berjalan menuju tempat tujuannya,
Yoochun masih berdiri dalam posisinya hingga punggung Jaejoong lenyap dibalik dinding. Setelahnya adalah dia jatuh, ambruk, terduduk di lantai. Tangannya terangkat, meremas rambutnya sendiri, berharap itu data mengurangi denyutan keras disana. Kepalanya tertunduk hingga menyentuh lantai.
Dan dalam hening setetes air jatuh menodai lantai.
Huwaaaaaaaang!!!!!~~~ gak jelas~~ itulah!! Ni ff gak ada cerita yg jelas sama sekali… Cuma pengen nulis apa yg terlintas aj… TT__TT
klo gk coment, like aja ne??? *Bada eyes*
nanti ak post ff X yg laennya… maksdnya X itu ff gk jelas yg author pengen nulis kaya gitu az… hwahaha!! jd, nanti ff ‘X’ gak ada yg bersambung… (mungkin) (bingung kasukin k series ato oneshoot)