Tag Archive | YeSung

Force 6

Cherry Chibi presents~

FORCE

The 6th story of them

[A fantasy fiction of Super Junior members]

Happy reading~

~:0:~

Mata Jungsoo membulat. Tanpa sadar dia menarik kakinya mundur kakinya. Dia menelan salivanya berat. Dengan suara bergetar dia berkata, “Dia menemukan kita…”
Baca lebih lanjut

Force 5

Cherry Chibi presents~

FORCE

CHAPTER 5

[GENRE:;: Fantasy, Sho-ai, Mistery(?), Dark(?!)]

[RATING:;: T (or G?)]

[A/N:;: hahay~ ini forcenya~ *diparut reader yg nunggu seabad* hehe… cherry rada males lanjutin cuz netbook cherry ber kali2 di servicekan tp lupa copy ide cerita yg udah cherry ketik~ jdi blank n g nulis2~ okay, moga puas! =w=/]

Happy reading~

Baca lebih lanjut

Thank Godness I Love You (Happy Together)

TITLE:;: Thank Godness I Love You (Happy Together)

PAIRING:;: KyuMin, YeWook, RyeoMin/MinWook

LENGTH:;: Drabble (kelebihan dikit)

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: mian lama g post ap2… cherry bingung… karna dah lama g bikn drabble jd pengen, bgitu mbuat jd blank… berkali2 jd kelewat batas drabble (malh jd oneshot). Gomen ini juga kurang memuaskan… Happy reading~>w<

.

“EOTTEOKKHE!?” Sungmin berteriak frustasi sambil menjambak rambutnya sendiri. Sedetik kemudian dia menenggelamkan wajahnya ke bantal merah muda miliknya. Kakinya menjejak-jejak kasur yang dipakainya untuk berbaring.

Ryeowook—yang saat itu memang sengaja ke kamar Sungmin untuk membicarakan sesuatu—yang mendengar jeritan Sungmin segera menerobos masuk ke kamar hyungnya itu.

“Hyung, waekureyo?” tanya Ryeowook sedikit panik. Tangannya mengguncang bahu Sungmin yang masih meracau tak jelas. “HYUNG!!!”

Baca lebih lanjut

Force 4

TITLE:;: FORCE

GENRE:;: fantasy, romantic(?), supranatural, suspense(maybe~), lanjutnya tentukan ndiri~ author g pandai dalm hal ini~

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: uwaaaaa~~!! Gomen Lama gak dilanjutin~>< masih ada yg ingat? Ingat? Nih link ch sblon.a Ch 1Ch 2Ch 3 -~~ ~_^ yg blon baca baca ne~ happy reading~>w<

 

“Bagaimana?” Jongwoon membantu Ryeowook untuk berdiri. Dia melepas gelang di lengan Ryeowook lalu meletakannya di meja disampingnya.

Ryeowook mengernyitkan keningnya. “Apanya?”

“Kunci neraka…”

Baca lebih lanjut

Interesting

TITLE:;: Interesting

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: -happy reading~>w<

Ryeowook berjalan hati-hati dengan Kkoming dalam dekapan tangannya. Dia berjalan menuju ruang tengah dorm Super Junior. Selama perjalanan, Kkoming selalu mengibaskan ekornya, pertanda dia senang dalam gendongan Ryeowook.

“Hyungie~” Ryeowook mendekat pada Yesung yang duduk di sofa dengan sebuah buku di tangannya. Dia menjatuhkan dirinya di samping pemilik anjing dalam pelukannya.

“Apa itu?” Tanya Ryeowook sembari mengintip buku apa yang dibaca Yesung dari balik punggungnya.

“Whoof! Whoof!!” Kkoming menggong-gong pelan sambil menjulurkan lidahnya. Dia memajukan moncongnya, seolah ingin menggapai lembar dalam buku itu dan membaliknya ke halaman selanjutnya.

“Kamu tertarik? Hahaha, kamu bisa baca?” Yesung menggeser posisi duduknya, agar Kkoming bisa lebih bebas melihat untaian kata yang tercetak di lembar kayu itu.

Denagn semangat Kkoming melompat dari tangan Ryeowook, membawa turun buku Yesung ke lantai. Ekornya terus berkibas senang.

“Dia benar-benar tertarik.” Gumam Yesung pelan sambil memperhatikan Kkoming.

“Apa yang menarik? Dia tak bisa baca, kan?” Tanya Ryeowook pelan.

Yesung menoleh pada Ryeowook dengan senyum. Menarik dagu dongsaengnya hingga mata mereka bertemu.

“Aku kemarin bercerita padanya apa yang ada di buku itu. Dan dia tertarik.”

“Apa ceritanya?” Tanya Ryeowook. Dia menatap bingung pada Yesung yang melempar tatapan sayu padanya.

“Kau mau tahu?” Yesung tersenyum penuh misterius.

Ryeowook mengangguk pelan. Sebenarnya dia ingin pergi saat Yesung mulai mendekatkan wajahnya, tapi tubuhnya tak bisa diajak berkompromi. Dia hanya terdiam dengan tatapan seduktif saat bibir mereka bertemu.

Force 3

TITLE:;: FORCE

CHAPTER:;: 3/?

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: gomen lama update~ T^T cherry males lanjutin >.< kesenangan lanjutin IM… happy reading~>w<

 

“Ryeowook…?” langkah Ryeowook terhenti ketika suara lembut itu terdengar. Dengan cepat Ryeowook menoleh keasal suara. Dia tercengang mengetahui siapa disana yang memanggil.

Sesosok namja, yang juga terkejut melihat Ryeowook.

Ryeowook menelan salivanya berat. Dengan suara bergetar dia bertanya, “Hyung…?”

“Ryeowook? Kau benar Kim Ryeowook, kan?” tanya namja itu. Ryeowook mengangguk kecil. Sebuah senyum lebar tersungging di wajah manis namja tersebut. Dia berlari dan melompat memeluk Ryeowook.

“Akhirnya kau datang…”

Ryeowook masih belum bisa menguasai kesadarannya. Dia kebingungan. Harusnya dia senang sekarang. Tentu saja. Hyungnya yang dia cari selama ini akhirnya muncul dihadapannya. Tapi ada perasaan aneh yang menguasai relung hati Ryeowook sekarang. Perasaan aneh yang menghalangi Ryeowook untuk balas memeluk hyungnya.

Namja itu menarik dirinya dan menatap Ryeowook dalam, masih dengan senyum manisnya. “Aku tahu kau akan datang. Aku menunggumu selalu disini. Akhirnya kau menemukan kuncinya.”

“H-hyung? Kenapa kau bisa ada disini? Tempat apa ini? Kenapa kau menghiang saat itu? A-aku tak mengerti, Hyung!” tanya Ryeowook tak sabar. Dia benar-benar bingung dengan keadaan sekarang.

“Pelan-pelan, Wookie.” Ucap namja itu sembari menempelkan jari telunjuknya di bibir Ryeowook.

“H-hyung!!” seru Ryeowook, sedikit kesal. Semua pengorbanannya untuk mencari hyungnya selama ini akhirnya terbayar. Dan kepalanya sekarang berisi ribuan pertanyaan yang ingin dia keluarkan. Seperti gunung yang memuntahkan magmanya.

“Err…” namja itu menggaruk tengkuknya. “Aku bingung harus mulai dari mana. Banyak yang belum kau tahu sementara kau harus tahu. Ah, bagaimana caranya kau kemari?”

Ryeowook sebenarnya ingin protes karena pertanyaan tak dijawab, tapi melihat tatapan hyungnya akhirnya dia memilih untuk menjawab pertanyaan hyungnya. “Gelang ini.” Ryeowook mengangkat tangan kanannya, memperlihatkan gelang yang masih menghias disana. “Jongwoon memakaikannya padaku lalu aku terkirim kemari.”

Namja didepan Ryeowook tersenyum ketika mendengar cerita Ryeowook. “Wae?” tanya Ryeowook, merasa aneh dengan senyumnya.

Namja itu menggeleng. “Ani. Hanya saja, rencanaku berhasil.”

“Rencana?”
Dia mengangguk. “Beberapa hari lalu aku nyaris tertangkap oleh L.D, dan K.A menyelamatkanku saat itu. Tapi aku kabur kemari. Aku memancing K.A supaya menemukanmu dan membuatmu datang kemari.”

“T-tapi untuk apa?” tanya Ryeowook.

“Untuk menyerahkan ini.” Namja itu mengangkat lengan kanannya, memperlihatkan sebuah bekas luka, ah lebih tepatnya tato, disana.

Ryeowook menatap tato itu sesaat lalu menatap namja dihadapannya. Dia menaikan satu alisnya, meminta penjelasaan.

“Dulu sudah pernah kuberi tahu, kan. Ini kunci tempat terlarang. Ini kunci…” dia menarik nafas sesaat. “Penjara neraka.” Sahut Ryeowook. Hyungnya mengangkat wajahnya, menatap Ryeowook.

“Anggota K.A yang memberitahuku.” Ucap Ryeowook.

“Oh.”

“…” entah kenapa tiba-tiba kesunyian menyeliputi keduanya. Keduanya kehilangan kata-kata. Ryeowook masih berkutat dengan pemikirannya sementara namja satunya berusaha mencarikan suasana canggung ini. Sebetulnya dia sangat ingin memeluk Ryeowook dan menangis dalam dekapan namja yang lebih muda darinya itu, tapi dia pikir suasananya tak pas.

“Ryeowook-a…”

“Ye?” sahut Ryeowook pelan. dia mengangkat wajahnya, mencari mata kakaknya. Namja itu berjalan mendekati Ryeowook lalu menarik tangan Ryeowook.

“?”

“Ikut aku.” Ucapnya lalu memejamkan matanya sembari mengeratkan jemarinya di tangan Ryeowook. “Aku akan memberikan sesuatu padamu.”

“?” Ryeowook menatap bingung Hyungnya. Mata namja itu terbuka secara cepat. Dalam sekejap Ryeowook menatap merah matanya.

DEG

“Umma!” Ryeowook kecil menarik ujung baju seorang wanita patuh baya disampingnya.

“Ada apa, sayang?” sahut wanita itu lembut.

“Ada hyung yang mencari Umma.” Ryeowook menunjuk sesosok namja kecil yang berdiri di gerbang. Baju namja itu sedikit lusuh.

“!!” wajah umma Ryeowook memucat. “Wookie-a, ayo masuk! Tak ada apa-apa, kok! Cepat!” Dia menarik tangan Ryeowook secara paksa. Ryeowook yang tak mengerti apa-apa hanya menurut, walau matanya terus memperhatikan namja tadi.

Pintu ditutup dengan sedikit terburu, membuat suara benturan yang cukup keras.

Sosok dibalik gerbang itu masih terdiam. Terpaku. Matanya mulai basah.

“Umma…! Appa sudah meninggal…” Suaranya tercekat. Tangannya meremas kertas dalam genggamannya. Akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan pekarangan rumah mewah tersebut.

“Ng?” Ryeowook kecil menelengkan kepalanya. Matanya terus mengiri sosok itu hingga menghilang dari sudut pandangnya.

DEG

“Jungsoo hyung!!” Ryeowook memeluk namja yang lebih tua darinya itu. Wajahnya terlihat sangat senang. Lalu dia melepaskan pelukannya dan menatap Jungsoo. “Ryeowook dengar Hyung nggak bisa bertemu ummappa Hyung…” suaranya mengecil.

Jungsoo tersenyum pahit lalu mengelus kepala Ryeowook lembut. “Tak apa. Hyung masih punya Ryeowook.”

Ryeowook mengangkat wajahnya dan tersenyum lebar. Dia kembali memeluk Jungsoo. “Ryeowook suka Hyung!”

“Mulai hari ini dia jadi keluarga kita. Dia akan tinggal dengan kita.” seorang pria mendekati keduanya. “Ryeowook senang?”

Ryeowook mengangguk kuat lalu kembali tersenyum. “Ryeowook senang sekali! Ryeowook sayang Appa!” Dia memeluk pria tersebut. Pria paruh baya itu harus sedikit menundukan kepalanya agar tangan aegya mungilnya dapat melingkar di lehernya, walau dia sudah merundukan tubuhnya.

“Kalau Umma?” seorang wanita paruh baya muncul. Dengan senyum dan langkah yang anggun dia berjalan mendekati mereka bertiga.

“Ryeowook juga sayang Umma! Ryeowook sayang semua!”

Wanita itu tersenyum dan mengelus kepala aegyanya lembut.

DEG

“UMMA!!” namja itu berteriak pada sosok wanita didepannya. “Umma, gwencha?” suaranya serak menahan isakannya. Matanya sudah basah oleh buliran air mata.

“Ryeowook-a… cepat keluar, nak…”

“Shireo! Aku akan menemani Umma.” Ryeowook menggenggam tangan ummanya. Meski dia tahu itu percuma, tapi dia ingin genggamannya menguatkan ummanya.

“RYEOWOOK!!” seorang namja berusaha menarik Ryeowook menjauh dari mobil. “YA!!”

“AKU AKAN MENEMANI UMMA.”

“CEPAT PERGI!! JANGAN BERTINDAK BODOH!!!” dia menarik Ryeowook secara paksa. Tubuh mungil Ryeowook memudahkannya untuk menariknya. Ryeowook meronta dalam dekapan tangannya.

“UMMA!! APPA!!!”

“KIM RYEOWOOK!!!” dia membentak Ryeowook saat Ryeowook berusaha keras melepaskan tangannya. “KAU TAHU APA YANG HARUS KAU LAKUKAN, KAN?! JANGAN MEMBUAT ORANG LAIN SUSAH!”

“…”

“…”

“Maaf…”

BLARRRRR

Seketika itu mobil yang telah hancur tersebut meledak.

DEG

Sekelebat wajah yang menyeringai mengerikan muncul.

DEG

“Aku pasti akan membalas semuanya…”

DEG

Sesosok namja dengan tatapan dingin dan luka di pipi kirinya terlihat sekilas.

DEG

“Appa! Umma kejam… hiks… dia tak memperdulikanku… Appa!”

DEG

Seorang anak kecil yang menangis seorang diri. Tangisannya terdengar sangat memilukan.

DEG

DEG

DEG

DEG

BRUKK

Ryeowook terjatuh. Bayangan-bayangan itu masih terus berkelebat dalam benaknya.

DEG
DEG
DEG

“Hentikan… Hyung…”

Namja itu menatap sayu Ryeowook. Tangannya masih menggenggam erat Ryeowook. Bahkan kini mulai meremasnya pelan. “Maaf Ryeowookie…”

“Hyung… hahhh…” Nafas Ryeowook mulai terengah. “Hyung… Jungsoo hyung…” Kepala Ryeowook berdenyut keras tiap pergantian siluet dalam benaknya. “HYUNG!!”

DEG

“Kau sudah kembali?”

Ryeowook membuka matanya perlahan. Nafasnya berangsur normal. Ketika dia mengangkat wajahnya dia mendapati Jongwoon berdiri disana, menatapnya.

Dia sudah keluar dari tempat tadi.

Ryeowook menghela nafas lega. Bayangan-bayangan tadi sudah menghilang. Hatinya berdesir, tenang, saat menatap mata Jongwoon.

“Bagaimana?” Jongwoon membantu Ryeowook untuk berdiri. Dia melepas gelang di tangan Ryeowook.

“Apanya?”

“Kunci neraka…”

“Ada dalam tubuh Ryeowook.”

Ryeowook menolehkan kepalanya keasal suara. Jungsoo berdiri disamping sebuah peti. Dia menatap dalam Ryeowook.

Rahang Ryeowook terasa mengeras. “A-apa?!”

It’s Time

TITLE:;: It’s Time

PAIRING:;: YeWook

LENGTH:;: Drabble

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: -happy reading~>w<

 

“Sudah kubilang. TAK BISA, Hyung…” Ryeowook berusaha mendorong tubuh Yesung yang semakin mengapitnya.

“Wae? Kau sendiri yang menginginkannya, kan?” Tangan Yesung mencengkram lengan kurus itu kuat, agar Ryeowook tak bergerak lagi. Matanya terus terpaku pada Ryeowook, membuat namja tersebut merasa sedikit risih.

“Ta-tapi tidak sekarang.” Wajahnya semakin memerah saat wajah Yesung semakin dekat dengannya.

“Memang kenapa kalau sekarang?”

“M-maksudku… tidak saat kita comeback, kan? Ini album ke-15… jumlah members Super Junior… aku tak ingin mengecewakan fans.”

“Kecewa? Mereka justru akan senang, kan? Terutama para YeWook shipers.”

Ryeowook terlihat bingung. Dari matanya terbaca jelas bahwa dia gugup dan ragu.

“Kau mempermasalahkan umur? Umur kita sudah lebih dari cukup.”

“Bu-bukan itu…”

“Lalu apa?” Yesung membelai pelan pipi Ryeowook.

“Bukan begini caranya…”

“Apanya?” Ibu jarinya mengelus lembut pipi sang chef Super Junior itu.

Ryeowook menggigit bibir bawahnya. Matanya terus berusaha menghidar tatapan Yesung. Setelah terlihat berpikir beberapa saat dia menghembuskan nafas pelan. Ditatapnya sang kekasih dalam. Serius.

“Ini kurang romantic. Ini…, seperti pendesakan.” Ryeowook mengerucutkan bibirnya kecil.

Yesung tersenyum. Jarinya menyentil pelan bibir Ryeowook. Dia berdiri dari posisinya. Tangannya terulur, mengajak Ryeowook berdiri.

Setelah keduanya berdri, berhadap-hadapan, Yesung berjongkok didepan Ryeowook. Tangannya terangkat, terulur pada Ryeowook yang menunduk padanya. Wajah Yesung tengadah, menatap kedua bola mata Ryeowook yang telah menawan hatinya dari lama.

“Would you marry me?”

Wajah Ryeowook semakin memanas. Degup jantungnya semkain bertambah cepat.

“Please marry me, Kim Ryeowook!” Yesung mengepalkan tanganya sesaat lalu kembali membukanya kembali. Muncul sebuah cincin disana.

Bibir Ryeowook bergetar. Dengan terbata dia menjawab, “I-I do…”

Senyum di wajah Yesung semakin melebar. Dia bangkit dari posisinya lalu meraih tangan kiri Ryeowook. Diselipkannya cincin tersebut pada jari manis Ryeowook.

Nafas Ryeowook terhatan saat Yesung melakukanya. Dadanya bergemuruh keras. Ada perasaan kuat yang ingin meluap. Menghambur begitu saja.

Ryeowook mendongakan kepalanya, menatap Yesung yang telah memakaina cincin padanya.

Namja itu tersenyum. Membuat desiran halus terasa di dada Ryeowook.

Yesung menarik Ryeowook dalam pelukannya, membagi kehangatan yang penuh perasaan.

 

 

Fin.

Bingung mo ngomong ap… -_-/

Yg mo komen silakan~ ^w^/

Treat

TITLE:;: Treat

PAIRING:;: RyeoMin

AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

A/N:;: -Happy reading~>w<

 

Tep

Sebuah tepukan lembut terasa di pundakku. Dengan cepat aku menoleh.

Sungmin hyung. dia beridiri dihdapanku dengan senyum manisnya.

“Ada yang bisa kubantu?” Tawarnya lembut. Aku mengangguk cepat dan menunjuk apel yang sedang kukuliti.

Sungmin hyung mengambil alih apel. Sementara aku segera menuju kompor. Dengan menggunakan sendok sayur aku mengaduk bahan yang ada didalam panci.

“Mau membuat apa?”

Aku menoleh padanya, tersenyum manis, dengan tangan tetap mengaduk. “Kare.”

“Oh.”

Sesaat kemudian kami terdiam, konsentrasi pada kegiatan yang dilakukan masing-masing.

“Hyung nggak ada jadwal?” Suaraku memecah keheningan, berbaur dengan suara pisau yang beradu dengan papan pemotong.

Kulihat dari sudut mataku dia menggeleng. “Malam ini tidak. Ah, ya, besok kita ke beli bahan masak, ne? Sudah mulai habis.”

Aku mengangguk kecil.

Kemudain kami terdiam. Larut dalam pekerjaan masing-masing.

“Ini.” Sungmin hyung menyodorkan potongan apelnya. Segera saja kuambil dan kumasukan kedalam panci.

“Eh, ini ketinggalan.” Sungmin hyung memasukan apel yang tertinggal di papan pemotong. Tangan kami sempat bersinggungan. Dan itu membuat sebuah desiran halus terasa di dadaku.

Tapi Sungmin hyung tak tahu. Dengan menyenandungkan sebuah lagu dia berbalik, berjalan menuju wastafel. Tapi entah kenapa dia tiba-tiba terpeleset.

PRANGG

Mangkuk kaca yang dibawanya pecah. Aku mengela nafas. Untung saja Sungmin hyung sempat kutangkap. Segera kulepaskan tanganku, membantunya berdiri tegak lalu mematikan kompor.

“Ayo beresi!” Aku memunguti pecahan kaca yang besar dan memasukannya dalam kantung plastic setelah dibalut kertas. Sungmin hyung membereskan pecahan kaca yang kecil.

“Ada apa? Apa yang pecah?” Yesung hyung muncul diambang pintu. Kkoming berjalan membuntutinya dibelakang.

“Mangkuk kaca.” Jawabku cepat lalu membantu Sungmin hyung.

“Hati-hati, Ryeowook-a! Ah! Jarimu! Berdarah!” Sungmin hyung memekik. Aku melihat kedua tanganku. Dan benar saja. Jari telunjuk tangan kananku tergores dan mengeluarkan darah segar.

“Sungmin beresi itu saja. Aku urusi Ryeowook.” Yesung hyung menarik tanganku. Sebelum lenyap dibalik dinding aku sempat melihat, Sungmin hyung hanya diam, ekspresinnya terlihat kaku. Apa dia… cemburu? Kalau iya aku akan senang. Ya, aku memang menyukainya.

 

“Dalam sekali…”

Yesung hyung mendesis pelan. Jemarinya dengan lincah membalut lukaku setelah memberi obat merah. Tak kusangka dia pandai juga dalam hal ini.

Kkoming menatapku seolah mengerti keadan dan bertanya, “Gwenchanayo?”

Aku tersenyum lalu mengelus Kkoming lembut. Anjing itu terlihat menikmatinya.

“Kau semakin akrab dengan Kkoming, ya?” Tanya Yesung hyung sembari membereskan perlatannya.

Aku hanya terkekeh pelan. Kuangkat Kkoming dan mendekapnya dalam pelukanku.

“Aku ke dapur dulu.” Aku beranjak dari kasurku. Dengan tetap menggendong Kkoming aku berjalan meninggalkan kamarku dan Yesung hyung.

Kulongokan kepalaku dari pintu dapur. Terlihat namja manis itu sedang mencuci tangannya dia wastafel. Wajahnya meringis.

Dengan terburu aku menghampirinya. “Hyung? Gwenchanayo? Kena pecahan kaca?” Aku memburunya sembari menarik tangannya. Kudapati sebuah luka sedikit dalam, dan tergores memanjang di sepanjang jari tengahnya. Lukanya sudah bersh dari darah tapi kau bisa melihat apa dibalik kulitnya jika mengati luka tersebut. “Bagaimana bisa sepanjang ini? Ayo, obati!”

Dia hanya mengikut saja saat kutarik menuju kamarku.

Yesung hyung berbaring di ranjangnya. Dia menoleh padaku ketika aku membuka pintu dengan sedikit kasar.

“Wae?”

“Sungmin hyung luka. Mana kotak obatnya?”

Yesung hyung menyerahkan kotak obatnya. Lalu meninggalkanku dan Ryeowook di kamar saat mendengar suara bel dorm.

Aku mengobati lukanya dalam diam. Dan kurasa saat itu Sungmin hyung menatapku terus, bergantian dengan menatap lukanya.

“S-saranghae…”

Sebuah bisikan halus dan sangat pelan, tapi telingaku cukup tajam untuk menangkapnya.

Kuangkat wajahku, menatap wajahnya.

Semerbak rona merah menghiasi kulit putih itu.

Mataku menatap dalam kedua bola matanya, mencari kejujuran disana. Dia terlihat gugup ddan…, takut.

Kami berdua terdiam cukup lama. Membiarkan hening mengambil alih suasana.

“M-mian.” Suaranya memecah udara. “Aku hanya ingin mengatakannya padamu. Kau lup–”

“Nado.”

“Eh?” Dia mengangkat wajahnya, menatapku. Aku tersenyum padanya. Kulihat warna merah itu kembali hadir di pipinya. “Nado saranghae.”

Dia terlihat terkejut. Matanya membulat.

Ku ambil kesempatan ini utk mengecup bibir tipisnya. Dia diam, tak merespon apapun. Matanya menerjap beberapa kali, aku melihatnya.

“Saranghae.” Kusatukan kembali bibir kami. Dia memejamkan matanya. Bibirnya mulai membalas pagutan demi pagutan dariku. Dan ciuman kami semakin panas. Saling melumat, menghisap, meminta lebih dari sang partner. Sesekali diselingi dengan pertukaran air liur.

Tanpa aba-aba dariku Sungmin hyung merebahkan tubuhnya di ranjang. Aku merangkak ketas tubuhnya. Kusibak poni yang menghalangi matanya. Tersenyum semanis mungkin yang ku bisa.

Kutarik kerah kaos merah mudanya hingga bahu dan mulai menciumi kulit putih yang terpampang jelas itu.

Dan aku lupa, kalau Kkoming masih bersama kami… wajahnya memerah dan akhirnya ambruk di lantai.

 

 

====

Ottokhe?? Gmn? Failed?

TT_________TT

Author gi males lanjutin Force-nya.. jd mian buat yg nunggu… >.< (mang ada? TT.TT)

Sebnrnya ada versi keduanya sih… tp males lanjtin… jd ini az ne… ^^~

Jg sebnrnya ad yg sungmin pov… tp bru dalm otak author … blon diketik… yg mau coment, ne?^^ soalnya kayaknya lbh panjang dr ini, jd gitudeh niat nulisnya

Like or coment ok?^^

Jealousy

TITLE:;: Jealousy
PAIRING:;: WonSung
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<

+Yesung oppa belongs to Ryeowook oppa! ^0^/+

Darah namja itu terasa mendidih saat membacanya. Sebuah kecemburuan kuat timbul. Ingin rasanya dia membalas komentar itu dengan kata-kata yang tajam, tapi tentu saja ditahannya.

Matanya kembali mengikuti kursor yang bergerak. Tatapannya focus pada layar 17″ ichi tersebut.

“Siwonie~”

Dengan cepat Siwon menurunkan sedikit layar laptopnya lalu menoleh keasal suara.

“A-ah, Hyung. Wae?” Aish! Untuk apa dia gugup saat ini!?

“Kau sedang apa?” Yesung melongok kebelakang punggung Siwon, tempat laptop bermerek itu berada. Dahinya berkerut. “Facebook? Sejak kapan kau bermain facebook?”

Siwon menutup laptopnya dengan sempurna. Entahlah. Ada perasaan takut jika hyung-nya melihat apa yang beru saja dilihatnya.

“Hyung kenapa disini? Nggak main sama Kkoming?” Siwon berusaha mengalihkan pembicaraan.

“Siapa bilang? Tuh.” Dengan dagunya Yesung menunjuk seekor anjing Pomeranian-bumblebee yang duduk dengan manis diambang pintu. Mata hitamnya menatap lekat Yesung dan Siwon bergantian. Kau bisa meleleh melihatnya.

Sementara Swon menatap, tersenyum pada Kkoming, Yesung sudah membuka laptop Siwon dan melihat apa yang tertulis disana.

Ada beberapa tab sebenarnya, tapi yang pasti satu bisa dismpulkan: semua tentang couple Yesung. Ada Tae-Sung, Ye-Ssica, sampai YeWook.

Yesung tertegun. Dia menoleh pada Siwon. Dongsaengnya itu masih terseyum-senyum melihat atraksi Kkoming. Yesung ikut tersenyum tipis melihat lengkungan di pipi Siwon semakin lebar.

Yesung menggeser posisinya, lebih mendekat pada Siwon. Tangannya terangkat, melingkar di leher namja didepannya.

Mata Siwon membulat saat merasakan tangan Yesung tiba-tiba menyentuhnya. Dia menoleh kebelakang dengan cepat. Didapatinya sang lead vocal sedang tersenyum manis padanya. Tatapannya hangat.

Siwon kembali mengalihkan perhatiannya pada Kkoming. Detak jantungnya semakin bertambah cepat saat nafas Yesung meniup halus tengkuknya. Hangat. Mengusai seluruh relung hatinya.

“Apa pendatatmu tentang itu?” Yesung bertanya pelan. Entah apa yang salah atau memang telinga Siwon menangkap nada mendesah dalam kalimat itu?

“Tentang apa?” Siwon berusaha tenang. Sebisa mungkin dia tak menatap kedua mata Yesung.

“Aku sudah melihatnya. Yang kau buka di laptopmu.” Suara itu terdengar seperti tersenyum.

“Ahh Hyung! Kau tak izin!” Nadanya dibuat sebisa mungkin terdengar kesal.

“…” Tapi tak ada jawaban. Dan tatapan Yesung mendesaknya untuk menjawab.

Siwon menelan saliva. Gugup. “Ah. Yah…” Kalimatnya tertelan, tersendat sampai sana.

.

“Aku tak suka.”

Siwon menaikan satu alisnya. Dia menoleh pada Yesung. Namja itu melepaskan tangannya dari badan Siwon lalu duduk disampingnya.

Matanya menerawang langit-langit.

“Saat harus berpura-pura mesra didepan kamera. Menunjukan sikap ini itu.” Dia menghela nafas sesaat. “Tak bisa terlalu dekat dengan orang yang disukai…”

Entah kenapa Siwon menahan nafas sesaat ketika Yesung mengatakan kalimat terakhir.

Perlahan Yesung menelengkan kepalanya menghadap Siwon. Tatapan teduhnya mengunci gerakan Siwon. Dengan seiring waktu Yesung semakin mendekatkan dirinya pada Siwon. Kepalanya tengadah.

Nafas Yesung terasa jelas menerpa wajahnya ketika dia mulai memejamkan matanya.

Hingga dua pasang bibir bertemu. Perkenalan awal hanya 5 detik. Selanjutnya Siwon mengambil alih. Dia mulai berani menghisap dan melumat tiap sisi bibir Yesung. Tangannya menahan di Yesung agar tk beregrak.

Dercakan air liur mulai terdengar di ruangan itu. Kenginginan lebih dari partner terlihat jelas. Menghayati tiap sentuhan dari namja lainnya. Membayangkan tubuh mereka bersatu dalamnya.

Siwon melepas bibirnya saat dirasakannya nafas Yesung mulai tipis.

“…” Nafas keduanya terengah.

Keduanya saling menatap. Masih mencerna apa yang baru saja mereka lakukan.

Siwon tersenyum. Melihatnya Yesung ikut menyunggingkan senyum terbaiknya. Lalu keduanya tertawa lepas.

“Jadi sudah kelihatan, ya?” Siwon bertanya dalam tawanya.

“Tentu saja. Walau kau pandai berakting, aku tahu dari tatapanmu. Kau tak suka saat aku bermesraan dengan Ryeowook, kan?”

Siwon hanya tersenyum tipis, nyengir tepatnya.

“Tak ada yang perlu ditutupi lagi, kan?”

Siwon mengangguk. “Dan kau juga. Tak ada yang perlu kau sembunyikan lagi.” Dia tersenyum nakal. Ditariknya tangan Yesung dan dia membanting pelan tubuh namja bermata sipit itu.

Dan kau tahu apa yang selanjutnya mereka lakukan.

<><><>

Ryeowook baru saja keluar dari dapur ketika didapatinya Kkoming diam membatu didepan pintu sebuah kamar. Ryeowook berjalan menghampiri Kkoming. Dia berjongkok, mengelus kepala kkoming pelan.

“Ada apa? Kenapa membatu disini?”

BRUKKK

Anjing malang itu ambruk dilantai. Ryeowook panic.

“Eh!? Kkoming-a! Wae? Gwenchanayo?” Diangkatnya Kkoming dan diletakan dalam pelukannya. Wajah anjing itu merah, entah kenapa. “Kau sakit?”

Mendapati suara aneh didekatnya Ryeowook menajamkan pendengarannya.

BRUKKK

Dan dia ikut ambruk bersama Kkoming saat mengetahui suara apa itu, dan … dari mana asal suara.

Ryeowook sempat melihatnya secara live.

 

 

==>w<

Kyahahay~~~ >w< XD

Ottey… gw strezz cri judul… reader ganti judulna jg gak apa kok -.-/

Comen d fb yg d lappienya siwonnie benran tuh… author ndiri yg nulis d status chingu laen… hahay~ XD sayngnya gk dibals ma siwonie…~ TT.TT *ngarep* (lah?)

Yg mo komen silakan~ ^w^

Force 1

TITLE:;: Force
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CAST(S):;: Kim Ryeowook, Kim Jongwoon, Kim Youngwoon, Kim Heechul, Kim Kibum (all kim di SJ nih)
A/N:;: Happy reading~>w<

Sosok itu terus berlari dalam gelapnya lorong. Darah yang mengalir di lengan kanannya tak dipedulikannya. Nafasnya terengah beradu dengan angin malam yang sangat dingin saat itu. Dia tak peduli dengan pakaiannya yang terkoyak, tak peduli dengan tangannya yang membeku, tidak dengan kakinya yang nyaris mati rasa. Persetan dengan itu semua. Tujuannya kini hanya satu, lari.

“Hahhhh… hahhh… akkh!! ARRGGGHHHH!!!” dia mengerang saat merasakan sesuatu menusuknya dari belakang. Tepat di jantungnya. Langkahnya melambat seiring darah menetes dari tubuhnya.

Rasa perih itu menjalar keseluruh tubuh. Perlahan kakinya terjatuh. Dia berusaha mengeluarkan benda yang menusuknya itu. Tapi percuma. Benda itu tak bisa digapainya, tapi tubuhnya dapat mengeluarkan darah oleh benda itu.

Tubuhnya ambruk saat dia mendengar seseorang berteriak, “STOP THERE!!!”

Setelahnya yang dia dengar hanyalah suara-suara yang entah apa itu. Dan hal terakhir yang dia ketahui sebelum kesadarannya hilang adalah sebuah pelukan hangat di tubuhnya.

<><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><>

Perlahan dia membuka matanya, merasakan sesuatu yang dingin menggelitik pipinya.

“Hyung! Dia bangun.” Tangan yang menyentuh pipinya menjauh, lalu dia pergi dari ranjang itu. Ryeowook duduk dari posisinya, menatap bingung sekelilingnya.

“Kau pasti bingung kan?” seseorang menghampirinya dan duduk disisi ranjangnya. “Tertidur dengan pulas di ranjang lalu bangun-bangun berada disini?”

Ryeowook menatap namja itu bingung. Seingatnya dia diserang seseorang tadi malam. Atau itu hanya mimpi? Tidak, itu tidak mungkin mimpi.

“Itu kejadian yang dialami hyungmu. Dia diserang anggota L.D.”

Ryeowook mengerutkan keningnya.

“Dengar, dia pemegang kunci gerbang penjara neraka. Karena itu dia diincar oleh makhluk-makhluk jahat. Dan saat ini dia diincar oleh L.D. Kami sudah berusaha menyelamatkannya saat itu, tapi dia justru menghilang entah kemana setelah kami selamatkan.” Tutur namja itu. Ryeowook menatap bingung namja itu. Penjelasan apa ini? Dan dia semakin tak mengerti. Apa itu L.D? Dan penjara neraka? Sangat konyol baginya.

“Itu hanya nama untuk tempat terkutuk itu. Tak mungkin dalam neraka ada penjara, kan?” Kata namja itu. Ryeowook menatapnya bingung. Sedari tadi dia tak berkata apapun, tapi namja itu bicara seolah menjawab pertanyaannya.

“Sudahlah, Jongwoon. Dia masih kebingungan.” Seseorang menepuk pundak namja itu. Namja itu beranjak dari ranjang lalu pergi entah kemana.

“Aku Youngwoon.” Namja berperawakan besar itu mengurkan tangannya pada Ryeowook. Ryeowook menyambutnya ragu. “Kami K.A, kami ada di pihakmu. Maaf kami tak bisa menyelamatkan hyungmu saat itu.” Youngwoon duduk ditempat yang digunakan Jongwoon tadi.

Ryeowook masih menatapnya bingung, bingung bicara apa. Semua ini masih belum bisa dicerna sempurna olehnya. Dia masih bingung, dan ketakutan.

“Kami butuh bantuanmu, untuk mencari hyungmu. Sebelum dia ditemukan oleh orang-orang jahat dan mengambil kunci dalam tubuhnya. Bersediakah… kau membantu kami?”

Ryeowook masih menatap namja itu bingung. Apa yang sebenarnya terjadi?

“Kami bisa menemukannya dan menyelamatkannya jika ada kau. Mimpi tadi malam adalah kejadian nyata yang dialami hyungmu. Kau dan dia terhubung.”

Ryeowook masih terdiam, dia ingat perkataan Hyungnya saat ia kecil.

“Hyung, ummappa kenapa tak ada? Kapan mereka tak pulang, Hyung?”

Namja itu menatap Ryeowook kecil dengan tatapan nanar. “Mereka tak bisa pulang, Wookie.”

“Terus kapan mereka pulang?”

Namja itu hanya tersenyum lalu mengelus rambut Ryeowook lembut.

“Hyung kenapa? Hyung terluka?” Ryeowook menunjuk sebuah gorsan, bukan, itu lebih terlihat seperti ukiran yang ada di tangan namja dihadapannya.

“Ini… kunci tempat terlarang.”

“Bagaimana? Kau bersedia?” tanya Youngwoon. “Kau ingin menemukan hyungmu, kan?”

Ryeowook menatap Youngwoon lalu berganti menuju tangannya yang terulur padanya. Dia kembali berpikir. Mungkin semua misteri yang dia jumpai selama ini bisa terpecahkan kalau dia menerima tangan itu, tapi dia masih ragu apakah mereka benar-benar ada di pihaknya.

“Terima saja.” Tiba-tiba seseorang duduk muncul disampingnya. Ryeowook menoleh. Matanya membulat menatap wajah namja itu.

“Heechul hyung? Benar Heechul hyung?”

“Tentu. Untuk apa aku membohongimu? Aku ingin mencarinya, makanya aku masuk organisasi ini.” Ucap Heechul sembari memainkan rambutnya. “Kau juga harus masuk. Kita cari hyungmu.”

Ryeowook mengamati seksama wajah Heechul. Dia ragu, apakah yang dihadapannya ini benar-benar sahabat hyungnya?

Tiba-tiba dia teringat sesuatu, ya. Ryeowook bisa merasakan hawa yang sama pada Heechul dengan sahabat hyungnya dulu. Ya, Heechul yang berada dihadapannya benar-benar orang yang dulu menjadi sahabat hyungnya.

Perlahan tangan Ryeowook terangkat dan menjabat tangan Youngwoon.

Youngwoon tersenyum. “Bagus.”

“!!” Mata Ryeowook membelalak ketika dia tiba-tiba merasakan sakit dibawah matanya, seperti tergores benda tajam. Dan sakit itu menjalar hingga samping matanya.

“Akkkkhhhh!!!” Ryeowook menutup mata kanannya, seolah itu bisa mengurangi rasa sakitnya.

“Sudah kuduga, kau dan dia sama.” Ucap seorang namja yang duduk tak jauh dari Ryeowook dan Youngwoon, namja yang tadi menyentuh pipi Ryeowook saat terbangun. Ryeowook tak menggubris apa yang dikatakan orang itu. Dia terlalu berkonsentrasi pada rasa sakit itu.

Perlahan Ryeowook menurunkan tangannya setelah rasa sakit itu berkurang, dia menoleh kearah cermin yang entah sejak kapan ada disampingnya.

Terlihat ukiran seperti motif sesuatu di wajahnya, tapi itu adalah luka. Sangat jelas bahwa kulitnya terkelupas dan lapisan dibawahnya terlihat. Tapi anehnya tak ada darah, melainkan warna hitam. Ya, itu luka yang sama dengan luka hyungnya. Hanya saja milik hyungnya berada di tangan kanan, sementara Ryeowook berada disekitar mata kanan.

Dan dalam sekejap, hanya sekejap, Ryeowook seperti melihat bayangan seorang namja. Ryeowook tak sempat melihat wajahnya. Namja itu berada dalam sebuah tempat yang gelap. Lalu siluet itu berganti dengan pemandangan lain. Entah pemandangan apa itu, yang jelas mengerikan. Dan siluet kembali berganti, dengan pemandangan lainnya. Selebihnya Ryeowook tak mengingat apapun karena tiba-tiba pundaknya ditepuk seseorang.

“!!” Ryeowook menoleh, menatap namja yag menepuk pundaknya. Dia adalah namja yang tadi mengatakan Ryeowook sama dengan seseorang.

“Aku lupa memperkenalkan diri. Kibum.” Namja itu tersenyum. Ryeowook mengangguk kecil. “Ryeowook.” Ucapnya.

“Berapa anggota kita? Err, apa tadi nama kelompok kita?” tanya Ryeowook pada Youngwoon.

“K.A. Semuanya lima. Kim Jongwoon, yang tadi, Kim Youngwoon, aku, Kim Kibum, dia, dan kau, Kim Ryeowook.” Jawab Youngwoon, menghitung jarinya.

“Semuanya bermarga Kim?”

“Lalu aku kau lupakan?” tanya Heechul kesal.

Youngwoon tertawa kecil. “Mian. Kau samar sih.” Candanya.

“Hahaha. LUCU sekali.” Heechul berdecak lalu pergi meninggalkan tempatnya.

Ryeowook menoleh kearah Youngwoon. Namja itu hanya mengangkat bahunya. Ryeowook mengerlingan matanya lalu mulai berjalan mengelilingi ruangan itu. Tempat itu sangat menarik untuk Ryeowook, entah sisi mana yang menarik. Tapi ada sebuah perasaan kuat, yang entah apa itu, bergemuruh di dada Ryeowook saat menatap ruangan itu.

“Ini markas kita?” tanya Ryeowook. Kibum mengangguk.

“Dan tempat tinggal.” Timpal Youngwoon.

“Hah?”

“Ne. Selama kau anggota K.A, kau tinggal disini.” Jawab Youngwoon santai sembari memainkan air didalam gelasnya.

“Lalu bagaimana dengan apartementku? Dengan pekerjaanku?” tanya Ryeowook.

“Itu tak ada hubungannya dengan kami. Tinggalkan saja, gampang kan? Mereka takan mengejarmu sampai sini.” Balas Youngwoon.

“Heh!”

“Wae? Kalau mau urusi silakan saja.” Youngwoon berdiri dari posisinya lalu berjalan menuju sebuah pintu. Saat berpapasan dengan Ryeowook, dia menepuk pundak namja manis itu. “Make your life easy.”

Ryeowook menoleh pada Youngwoon. Namja itu mengedipkan sebelah matanya lalu kembali berjalan melewati Ryeowook. Ryeowook menoleh kearah Kibum. Kibum menaikan salah satu alisnya lalu kembali sibuk dengan kertas dihadapannya. Ryeowook berjalan menghampiri Kibum.

“Kau meninggalkan keluargamu demi K.A?” tanya Ryeowook sembari duduk disamping Kibum.

“Aku tak punya keluarga.” Jawab Kibum santai, sedikit tersenyum.

Ryeowook hanya bergumam kecil lalu kembali mengelilingi ruagan itu. Dia berjalan menuju sebuah jendela. Dibukanya pintu jendela dan menatap pemandangan dihadapannya. Putih bersih.

“Dimana ini? Markas ini?” tanya Ryeowook, menoleh pada Kibum. “Ya!” serunya saat Kibum tak juga menjawab pertanyaannya.

Kibum mengangkat bahu, tanpa menatap Ryeowook. Ryeowook mengerlingkan matanya sembari menghembuskan nafas kecil. Dia menutup jendela dan kembali berkeliling ruangan itu. Tangannya berjalan menyusuri tiap benda yang dilewatinya, hingga tanpa sadar tangannya menyentuh knop pintu dan membuat pintu terbuka karena saat itu pintu tak tertutup rapat.

“Eh…” Ryeowook menarik tangannya. Pintu itu semakin terbuka. Dan karena penasaran, Ryeowook masuk kedalamnya.

Didalam sana gelap, walau ada beberapa lilin yang terpasang di celah-celah dinding. Tempat itu seperti gua bawah tanah, penuh stalaktit dan stalakmit. Dan tanpa sengaja kaki Ryeowook menyandung sebuah stalakmit, membuatnya nyaris terjatuh jika sebuah tangan tak menariknya.

Ryeowook menoleh kearah tangan yang memeganginya itu. “Hyung!”

Heechul meletakan jarinya di bibirnya. Ryeowook menatap Heechul bingung sembari mengikuti namja sahabat hyungnya itu, yang berjalan ke suatu tempat.

Mata Ryeowook membelalak ketika mereka sampai ke sebuah tempat.

“Kau tahu tempat ini?” tanya Heechul, sedikit berbisik. Ryeowook menggeleng. “Tapi aku rasa pernah melihatnya.” Jawabnya, juga berbisik. “Kenapa kita harus diam-diam?” tanya Ryeowook. Dia penasaran, karena daritadi Heechul akan menatap tajam kearahnya jika dia membuat suara yang cukup keras.

“Itu hanya kebiasaanku setiap kemari.” Jawab Heechul.

Ryeowook mengernyitkan alisnya. “Mwo?!”

Heechul menaikan sebelah alisnya. “Wae? Salah?”

Ryeowook menggeleng kecil. Dia sudah wajar jika itu Heechul. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah benda. Benda itu berada sekitar 5 meter dari tempatnya berdiri sekarang. Terlihat secercah cahaya biru dari benda itu.

“Apa itu?” tanya Ryeowook, tanpa menoleh pada Heechul.

“Hng? Apanya?” Heechul ikut menoleh kearah yang Ryeowook tatap, tapi dia tak menemukan apapun disana. Hanya ada kegelapan didepan mereka. Heechul menyipitkan matanya, berharap itu membantunya melihat lebih jelas. Tangan Ryeowook terangkat, menunjuk benda yang dilihatnya itu. Kini Heechul yang mengernyitkan alisnya.

“Nggak ada apa-apa. Ya! Ryeowook-a!” seru Heechul ketika dilihatnya Ryeowook berjalan lurus kedepan. Heechul hendak menghentikan Ryeowook. Tapi dia tak dapat melihat apa-apa, dan tak membawa alat penerangan apapun. Tempat yang dituju Ryeowook tak terdapat penerangan samasekali. Sementara lilin yang menempel di dindingpun tak mungkin diambilnya.

Akhirnya dia memilih untuk menunggu Ryeowook kembali. Tapi tiba-tiba dia mendengar teriakan Ryeowook yang setelah itu terdengar suara sesuatu terjatuh dan menghantam lantai dengan keras.

“Ryeowook-a! Gwenchanayo?” seru Heechul sedikit panik. Tak ada jawaban. Heechul semakin panic. Dengan segera dia berlari keluar dari tempat itu dan mencari alat penerangan.

Kibum yang asyik membaca buku jadi sedikit penasaran dengan Heechul yang bolak-balik dihadapannya. “Cari apa?” tanyanya.

“Alat penerang. Ah, ini!” Heechul segera kembali ke tempat tadi. Sementara Kibum yang pensaran ikut menyusul Heechul. Meninggalkan bukunya begitu saja.

Force 2

Sebenarrnya awalnya males ngelanjutin ni ff~ tp akhirnya kelanjut juga karna banyak yg penasaran ma hyung.a wookie~ happy reading~>w<

TITLE:;: Force
CHAPTER:;: 2
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CAST:;: All Kim(s) in Super Junior

“Apa itu?” tanya Ryeowook, tanpa menoleh pada Heechul. Matanya terus menatap benda yang menarik perhatiannya. Sebuah perasaan aneh menyerang dadanya tiba-tiba, membuatnya seolah kehilangan udara disekitar mereka. Sesak.

“Hng? Apanya?” Heechul menoleh kearah mata Ryeowook. Merasa tak menemukan apapun Heechul menoleh kearah Ryeowook dan kembali menatap depannya, dimana tangan Ryeowook menunjuk.

Deg!
Deg!
Deg!

Perasaan itu terus bergemuruh di dadanya. Perasaan, yang entah kenapa pernah dirasakannya itu, seolah menyedot kesadaran Ryeowook. Perlahan mata Ryeowook meredup, menatap kosong benda itu. Kesadarannya seolah tak ada sekarang. Dia berjalan, tanpa memperdulikan seruan Heechul dibelakangnya.

Dia terus berjalan, menuju benda itu. Tangannya terulur, mencoba menggapai benda tersebut. Sedikit lagi… sedikit lagi saja…

Tep

Jemari Ryeowook berhasil menyentuh benda itu. Seketika itu juga dia melihat sebuah sosok, berdiri dihadapannya. Dia… orang yang sama dengan yang dilihat Ryeowook saat dia mendapat luka di sekitar mata kanannya.

Mata Ryeowook membelalak ketika tangan sosok itu menyentuh dahinya. Tubuhnya terasa terkunci saat itu. Dia ingin lari, tapi kakinya terlalu lemas untuk digerakan. Dia ingin berteriak, tapi mulutnya terasa kaku terkunci dan suaranya tercekt di tenggorokan. Yang hanya bisa dilakukannya sekarang hanyalah diam, menatap sosok yang juga menatapnya dalam.

Tangan sosok itu merambat, menangkup di pipi Ryeowook. Ryeowook menelan salivanya berat. Keringat dingin mengalir di pelipisnya. Entah kenapa perasaan takut yang sangat melandanya begitu saja.

Sosok itu tersenyum, memperlihatkan wajahnya yang mengerikan. Ryeowook kembali menelan salivanya berat.

“GYYYYYYYYYYYYYYYAAAAAAAAAAAAAAA!!!”

BRUKK

Akhirnya Ryeowook berhasil mengeluarkan tenaganya untuk berteriak. Hanya berteriak, karena setelah itu dia langsung ambruk tak sadarkan diri. Sosok itu tersenyum menatap Ryeowook. Tapi dengan cepat dia menghilang saat mendengar seseorang berteriak, “Ryeowook-a! Gwenchanayo?”

<><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><>

“Ah! Dia bangun!” seru Kibum senang.

“Ukhh…” Ryeowook memegangi kepalanya yang terasa berdenyut. Dengan dibantu Heechul dia bangkit dari posisi tidurnya.

“Kenapa kau tadi?” tanya Heechul. Ryeowook menoleh kearah Heechul lalu menggeleng pelan. “Aku sendiripun tak tahu.” Jawabnya kemudian.

“Hah? Kau demam, ah bukan, entah apa namanya, tadi suhu tubuhmu dingin sekali. Apa yang terjadi?” tanya Kibum.

“Sulit menjelaskannya. Tadi… aku melihat sebuah benda, aku tak tahu apa itu. Dan tiba-tiba saja tubuku bergerak sendiri mendekati benda itu. Dan saat aku menyentuhnya, aku melihat sosok seseorang… eh, aku sendiri tak tahu dia manusia atau bukan. Yang pasti… sangat mengerikan.”

“Itu tergambar jelas di wajahmu.” Jongwoon menangkupkan telapak tangannya di dahi Ryeowook. “Sudah tak dingin, tapi masih pucat.” Jarinya mengelus bibir Ryeowook dan berjalan menyusuri setiap lekuk wajahnya.

Saat Jongwoon melakukan itu, ada perasaan aneh terasa dalam dada Ryeowook. Tapi perasaan itu seketika hilang saat Jongwoon menyentuh luka hitam disekitar mata kanannya, berganti dengan perasaan tegang yang entah apa itu.

PLAKK

Ryeowook menampar tangan Jongwoon hingga lepas dari wajahnya, membuat namja yang lain dalam ruangan itu terbengong dan bingung dengan sikapnya yang tiba-tiba.

“Wae, Wookie?” tanya Heechul.

“A-ah, mian.” Ryeowook menundukan kepalanya. Tangannya bergetar ketakutan, entah karna apa. Tiba-tiba sebuah tangan melingkar di tubuhnya, membagi kehangatan padanya.

“Gwenchana.” Ucap Jongwoon. Pertahanan Ryeowook hancur tepat ketika Jongwoon selesai mengatakan itu. Dia menangis. Entah karna apa air matanya jatuh begitu saja. Jongwoon semakin mengeratkan pelukannya, membiarkan Ryeowook menangis didalamnya. Membiarkan namja itu meluapkan segala ketakutannya.

<><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><>

“Hari ini kita lanjutkan pencarian namja itu. Sekarang kita sudah punya petunjuk lebih, Ryeowook.” Jongwoon menoleh kearah Ryeowook, diikuti yang lainnya.

“Eh? Mwo? Aku?” Ryeowook menunjuk dirinya sendiri. “A-aku tidak tau dimana Hyungku. Aku tak tau petunjuk apapun.”

Jongwoon menghampiri Ryeowook dan berbisik di telinganya, “Bagaimana kalau kita ulangi lagi kejadian dalam gua kemarin?”

“Shiro!!” jawab Ryeowook cepat. “Kau saja.” Ucapnya dengan tatapan kesal. Jongwoon menggeleng. “Disini yang bisa melihat benda itu hanya kau.”

Sebenarnya Ryeowook ingin bertanya darimana Jongwoon bisa tahu akan hal itu, padahal dia sendiri tak tahu, tapi Jongwoon sudah terlanjur menarik tangannya menuju ruangan yang dimasuki Ryewoook dan Heechul kemarin.

“Shiro.” Ryeowook melepaskan genggaman tangan Jongwoon. Dengan paksa Jongwoon menarik kembali Ryeowook dan memaksanya jalan mengikutinya. Sementara itu anggota lain menunggu diluar oleh komando Jongwoon.

Ryeowook terus berusaha melepaskan tangan Jongwoon darinya, tapi kekuatan namja itu lebih kuat darinya. Akhirnya Ryeowook menyerah dan membiarkan Jongwoon menariknya hingga ke tempat itu. Langkah Ryeowook tiba-tiba terhenti, membuat Jongwoon yang menariknya jadi sedikit kesuitan lalu menoleh kebelakang.

“Sudah sampai?” tanya Jongwoon. Ryeowook terdiam tak menjawab. Jongwoon tahu, itu artinya ya. Dia sedikit melonggarkan genggamannya, tapi tetap memegang tangan Ryeowook.

Kembali, seperti saat itu, Ryeowook melangkahkan kakinya tanpa keasadaran penuh dirinya. Jongwoon menatapnya dalam, merasa sekaranglah saat itu. Tapi baru lima langkah kecil, Ryeowook kembali terdiam. Jongwoon ikut terdiam, menunggu reaksi Ryeowook. Tapi namja itu tetap diam di tempat tanpa melakukan apa-apa.

Deg! “!!” tiba-tiba Jongwoon merasa lehernya tercekik. Tangannya terangkat, berusaha menggapai sesuatu yang membuatnya tercekik, tapi dia tak menemukan apapun. “AKKKHHH!!!” Jongwoon berteriak kencang saat dirasakan sesuatu menggores tengkuknya dengan perlahan tapi dalam, dan benar saja, saat dia menyentuhkan tangannya di tengkuknya dia merasakan sesuatu yang basah.

Dia kembali berusaha mencari sosok yang telah melukainya, dengan tangan tetap menggenggam Ryeowook.
BRUUK
Tiba-tiba Ryeowook ambruk, membuat Jongwoon semakin kesulitan dalam situasi ini. Dengan tetap menggenggam Ryeowook, dia duduk berusaha meraih tubuh Ryeowook. Saat dirasakan cekikan di lehernya semakin kuat, dia merasakan semilir angin yang hangat meniup luka di tengkuknya. Dan perlahan, cekikan itu semakin longgar dan hilang sama sekali.

“Ryeowook-a! Irronaba! Ya!” Jongwoon menepuk punggung Ryeowook, berharap itu bisa membuatnya bangun. Tapi tak ada reaksi samasekali dari member baru kelompoknya itu. Dengan terpaksa dia mengangkat Ryeowook dan meletakannya dalam gendongannya.

<><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><>

“Ini ketiga kalinya aku yang menyambutnya saat bangun. Anneyong, Ryeowook.” Ucap Kibum saat melihat Ryeowook membuka matanya.

“Itu karna kau yang selalu menungguinya tepat dihadapan wajahnya.” Jawab Youngwoon.
Ryeowook duduk dari posisinya, menatap sekelilingnya. “Mana Jongwoon?” tanyanya saat dia tak menemukan sosok yang sempat memaksanya untuk merasakan ketakutan itu lagi.

“Setelah mengantarmu kemari dia kembali kesana.” Jawab Heechul sembari menyodorkan segelas air pada Ryeowook. Setelah meneguk sedikit air yang diberikan Heechul, Ryeowook beranjak menuju tempat itu kembali.

Heechul beranjak akan mengikuti Ryeowook, tapi Youngwoon menahannya. Heechul menekuk wajahnya kesal. dia khawatir pada dongsaeng sahabatnya itu, karna Heechul sendiri sudah menganggap Ryeowook adik kandungnya.

<><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><>

“Jongwoon-ssi?” panggil Ryeowook sembari mengarahkan senternya. Dia terus berjalan menuju tempat yang dua kali membuatnya tak sadarkan diri di sana. Meski takut, tapi perasaannya berkata bahwa orang yag dicarinya ada disana.

“Jongwoon-ssi!” panggil Ryeowook lagi.
Tep! Langkahnya terhenti ketika dia merasakan sebuah tangan tiba-tiba merengkuh pinggangnya. Secara reflex dia langsung menoleh. Dengan bantuan cahaya yang remang-remang Ryeowook dapat melihat Jongwoon meletakan jarinya di bibir, menyuruhnya agar tak bersuara.

Jongwoon menarik tangan Ryeowook memasuki sebuah celah besar di dinding tempat itu, yang entah sejak kapan ada disana. Mereka berjalan dalam diam. Ryeowook terus mengarahkan senternya kedepan agar jalan mereka terang, karna Jongwoon tak membawa alat penerangan apapun.

Hingga akhirnya Jongwoon menghentikan langkahnya, Ryeowook ikut berhenti. Tempat itu lumayan terang. Ryeowook mematikan senternya. Jongwoon melepaskan genggamannya dan berjalan menuju sebuah peti yang berada dipojok ruangan.

Ryeowook berjalan mendekati Jongwoon yang mulai membuka peti tersebut dengan spell yang tak dimengertinya. “Apa itu?” tanya Ryeowook pelan. Jongwoon tak menjawab. Dia hanya mengangkat dua benda yang diambilnya dari dalam peti tersebut. Ryeowook mengamati benda-benda tersebut. Sebuah gelang putih dan sehelai bulu perak. Ryeowook mengangkat satu alisnya, menatap bingung namja yang memungungginya.

Jongwoon berdiri dari posisinya dan berbalik menghadap Ryeowook. Dia menarik tangan kanan Ryeowook, menarik lengan baju Ryeowook keatas hingga sebagian lengannya terekspos jelas. Jongwoon menyentuhkan gelang putih yang dipegangnya pada lengan bawah Ryeowook, menyapukannya pada kulit halus tersebut. Pipi Ryeowook menghangat saat Jongwoon melakukan hal tersebut. Ada perasaan aneh ketika Ryeowook menatap mata sipit Jongwoon yang terus mengamati lengannya.

Jongwoon yang sadar Ryeowook menatapnya mengangkat wajahnya. “Wae?” Ryeowook menggeleng cepat. Tapi sedetik kemudian semburat merah di pipinya langsung menghilang saat Jongwoon mengaitkan gelang tersebut pada lengannya, terganti dengan rasa panas sangat yang tiba-tiba.

“ARRGGHHH!!” Ryeowook terduduk. Tangan kirinya mencengkram lengan kanannya sendiri.

Jongwoon menatap Ryeowook dengan tenang. “Sudah saatnya.”

“ARRRGGGGGHHHHHHHH!!!” Ryeowook merasakan tangan kanannya mulai berdenyut keras. Rasa panas itu semakin terasa… perih.

DEG
“!!” mata Ryeowook membelalak. Seperti ribuan jarum menusuk lengan kanannya dan mark disekitar mata kanannya. Ryeowook memjamkan matanya sesaat. Dan saat dia membuka matanya kembali rasa sakit tersebut telah menghilang.

Sesaat dia bisa bernafas lega sebelum dia menyadari tempatnya berada sekarang. Dia menangkat kepalanya, menatap setiap sudut kegelapan disekitarnya. Tempat itu mempunyai aura aneh. Terasa hangat di hati tapi juga seperti suatu tekanan derita yang lama di tanggung, ah… sulit menjelaskannya.

Ryeowook mencengkram dadanya sendiri, merasakan sesak disana. Matanya mengedar kesetiap inchi tempat yang terang, berharap menemukan sesuatu disana. Dia berdiri dan berjalan tanpa arah. Da bingung harus kemana dalam kegelapan ini.

Langkah kakinya berhenti saat terdengar sebuah suara yang sangat pelan dan lembut.

“Ryeowook…?”

Dengan cepat Ryeowook menoleh. Matanya membesar ketika dia mendapati sesosok namja berdiri tak jauh darinya. Dia tercengang.

Sementara namja itu seperinya juga terkejut, tapi hanya sedikit terkejut. Dari tatapan matanya terlihat bahwa dia tahu Ryeowook akan datang ke tempat tersebut, walau entah kapan.

Ryeowook masih terdiam di tempatnya. Dengan suara bergetar dia bertanya, “Hyung…?”

X-2

Hwahhaaa!! Ff ancur lagi nih!!! Ff yg ak ketik d hp waktu gk ada kerjaan jadinya gini…. Happy reading~>w<

TITLE:;: X
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CAST:;:  Yesung, Ryeowook

“Hyung!” seru Ryeowook. Yesung yang sedang mengunyah kue hany amelirik sekilas. “Hyung!” panggil Ryeowook lagi. Yesung menghela nafas. “Mwo?”

“Bantu aku!” pintanya sembari menunjuk kotak besar yang dibawanya. Yesung hanya menaikan satu alisnya. Ryeowook menatapnya dengan tampang memohon. Akhirnya Yesung terun dari ranjangnya dan berjalan menuju dongsaeng sekaligus romematenya itu.

Ryeowook bersia mengangkat kotak itu bersama Yesung, tapi hyunbgnya itu justru mengangkat kotak itu sendiri dan beratanya, “Taruh mana?”

“Sana.” Ryeowook menunjuk samping mejanya. Yesung berjalam mengikutinya lalu membuka kotak itu setelah Yesung meletakannya.

“Apa itu?” Tanya Yesung. Ryeowook menoleh sekilas lalu kembali meraih benda yang ada didalam kotak tersebut. Ryeowook tersenyum memandangi benda yang ada di tangannya. Yesung menaikan salah satu alisnya. Dia merangkulkan tangannya di leher Ryeowook sembari mengamati benda yang ada di tangan dongsaeng tersayangnya itu.

Sebuah wadah yang terbuat dari kaca berwarna biru safir. “Apa itu?” Tanya Yesung langi. Senyum Ryeowook semakin levar. “Dari Ummaku. Katanya ini benda untuk tiap generasi namja di keluargaku.”

“Gunanya?” Tanya Yesung. Ryeowook mengangkat bahunya.

“Kata Ummaku ini berguna untuk keadaan tertentu yang gak didduga.”

“Misalnya?” Tanya Yesung, masih bingung dengan penjelasan sang eternal maknae.
“Eum… molla/ hanya itu yang ditulis di kertas ini.” Ryeowook mengangkat kertas yang ada di tangannya, yang baru saja dibacanya saat Yesung bertanya tadi.

“Heh.”

Sekali lagi aku ingetin… ff ‘X’ itu berarti crita gk jelas… jd klo gk minat gk usah baa az… n gak ada lanjutannya ‘X’ itu…

With U 7

TITLE:;: With U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: 7/7
A/N:;: akhirnya!! Last chapter!!! *keliling kampurng tereak2* ~~~ happy reading~>w<

“Kau—” Eeteuk menghentikan kalimatnya, terpaku pada sosok dihadapannya. Sosok yang sangat mirip dirinya, hanya saja terlihat lebih dewasa dan ada sepasang taring menyembul dibalik bibirnya.

“Ne. I’m you.” Ucap namja dihadapan Eeteuk, yang tak lain adalah dirinya sendiri di masa depan.

“Bagaimana bisa aku jadi vampire?” Tanya Eeteuk. “Mengerikan. Lihat taring itu.” Eeteuk bergidik ngeri membayangkan dirinya di masa depan hidup dengan meminum darah manusia.

Eeteuk masa depan terkekeh pelan. “Rahasia masa laluku takkan kuungkit. Aku tak mau mengingatnya lagi. Lebih baik kau dalam keadaan sekarang.” Eeteuk masa depan menepuk pundak Eeteuk. “Jaga dia baik-baik.”

“Huh? Tentu saja.” Jawab Eeteuk. Eeteuk masa depan tersenyum, “Lalu, apa yang sebenarnya terjadi jika kau tak merubah masa lalu ini? Aku jadi vampire?”

Eeteuk masa depan menempelkan telunjuknya di bibir. “Kau takkan sanggup mendengarnya.”

“Pasti menyangkut Heechul.” Tebak Eeteuk. Eeteuk masa depan hanya tersenyum.

“Ja. Waktuku habis. Anneyong!” Eeteuk masa depan mengangkat tangannya sesaat sebelum bayangannya hilang, terbang seperti angin.

Eeteuk menghela nafas. ‘Yah~ mungkin memang lebih baik begini.’ Batinnya. Dan dia kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat tinggalnya.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Donghae membuka matanya.

“Fuuhhh…” dia menghembuskan nafas panjang. “Eeteuk hyung sudah pulang, ya?”

“Eeteuk? Kau mengenalnya?” Tanya Heechul, yang tengah berdiri diambang pintu.

Donghae menoleh lalu tersenyum cerah. “Heechul hyung!”

“Eeteuk kenapa?” Tanya Heechul, masih penasaran dengan yang Donghae katakan tadi.

Donghae menggeleng. “Lupakan. Aku mandi dulu, ya, Hyung.” Donghae pergi dari kamar tersebut dan langsung berlari menuju kamar mandi setelah memastikan keadaan Kibum baik-baik saja.

Dinyalakannya shower. Dan seketika air-air langsung menyerbu tubuh polos Donghae. Dia memejamkan matanya, berusaha menyegarkan pikirannya. Pikiran yang entah itu nyata atau percampuran kenyataan dan imajinasinya.

“Jadi bolehkah?” Tanya namja itu.

Donghae terdiam sesaat, berpikir. “Tapi aku masih bisa mengendalikan tubuhku, kan?”

Namja itu mengangguk. “Itu tergantung padamu.”

Donghae kembali terdiam. “Bagaimana?” Tanya namja itu.

Donghae menoleh, menatap lurus pada mata namja tersebut. “Baiklah, Eeteuk-ssi.”

ZSRRSHHHH

Tok tok tok

Donghae tersadar dari lamunannya ketika sebuah suara ketukan pintu terdengar. Donghae menoleh. Terlihat sebuah kepala menyembul dibalik pintu.

“Kau tahu Eunhyuk dimana?” Tanya Heechul. Donghae menggeleng.

“Oh.” Setelah mengatakan itu Heechul langsung pergi.

“Heh?” Donghae menatap kepergian Heechul dengan tatapan aneh. “Biarlah.” Donghae kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda kembali.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Setelah rangkaian kejadian-kejadian tersebut berlalu, akhirnya Heechul kembali menemui Eeteuk hari ini.

“Hi.” Sapa Heechul. Eeteuk tersenyum cerah, manis sekali.

“Kajja!” Eeteuk menarik Heechul, mengajaknya berlari menuju sebuah taman yang cukup sepi.

Heechul yang tak sempat melawan akhirnya terpaksa menyamakan langkahnya dengan Eeteuk agar tak terjatuh. Tapi entah karena batu atau apa, dia tiba-tiba terjatuh.

BRUKKK

“Heechul hyung, gwenchana?” tanya seorang namja yang berada didepan Heechul, lebih tepatnya kakinya yang berhadapan dengan Heechul, mengulurkan tangannya.

“Ukkhh~ Donghae?” Heechul menerima tangan Donghae dan Donghae menarik hyngnya agar berdiri. Heechul menepuk-nepuk celana dan bajunya yang sedikit kotor karena terjatuh.

“Kalian sedang kencan?” tanya Eeteuk. Donghae, Eunhyuk dan Kibum saling berpandangan lalu mengagguk. Ya, sejak kejadian itu Eeteuk sering main ke rumah Heechul dan kenal dengan orang-orang rumah Heechul, terutama Donghae yang memang sudah kenal dengan Eeteuk masa depan.

“Kami duluan, ya.” Pamit Kibum lalu menarik tangan Donghae. “Ya! Kibum!” seru Eunhyuk, berlari mengejar Donghae dan Kibum.

“Mereka selalu begitu?” tanya Eeteuk. Heechul mengangguk kecil. “Oh. Ja!” Eeteuk kembali menarik tangan Heechul untuk duduk disebuah bangku.

“Jadi, gimana? Kau jadi pindah?” tanya Heechul. Eeteuk mengangguk manis.

“Daripada sendiri.” Jawab Eeteuk. “Eh, bagaimana kalau kau saja yang pindah ke apartementku?”

Heechul menggeleng. “Rumahku lebih dekat dengan universitas dari rumahmu.”

“Kalau gitu setelah kau selesai kuliah, kita pindah ke apartementku. Masa penyewaannya masih bertahun-tahun.” Tawar Eeteuk. Heechul terdiam, berpikir.

“Lihat saja nanti.” Ucapnya lalu menyandarkan kepalanya di bahu Eeteuk.

Keadaan taman yang semakin sepi membuat keduanya semakin terlarut dalam dunia sendiri. Eeteuk menyandarkan kepalanya diatas kepala Heechul. Dan tangannya mengelus tangan putih Heechul yang berada di pahanya.

“Eeteuk.”

“Hm?” sahut Eeteuk tanpa mengalihkan pandangannya dari bayangannya.

“Lihat aku.” Pinta Heechul. Eeteuk menoleh. Sinar matahari senja yang berada dibelakang mereka membuat wajah Heechul terkena percikannya. Terlihat sangat menawan di mata Eeteuk.

“Hng?” Eeteuk membelai pipi putih Heechul. Menghasilkan sedikit semburat merah disana. Heechul memejamkan matanya, merasakan kehangatan yang Eeteuk berikan. Dan tangannya juga membelai tangan Eeteuk lembut.

Heechul membuka matanya. Jaraknya dengan Eeteuk sangat dekat sekarang. Dan itu justru membuatnya tak bisa mengalihkan pandangannya dari tatapan lembut namja dihadapannya.

“Say you love me.” Pinta Heechul. Eeteuk tersenyum.

“Neol saranghae.” Eeteuk mengecup jidat Heechul.

“Again.”

“I love you.” Eeteuk mengecup pipi Heechul.

“More.”

“Jeongmal saranghaeyo.” Eeteuk menarik tangan Heechul dan mengecup punggung tangannya lembut.

“Replay.”

“I fall in love with you, Kim Heechul.” Eeteuk mengecup bibir Heechul sekilas, lalu tersenyum pada namja tersebut.

Heechul mengerlingkan matanya. “Jeongmal?”

Eeteuk mengangguk manis. “How about you?”

Bukannya malah menjawab, Heechul malah mengajukan permintaan, “Proof it.”

Eeteuk memajukan kepalanya, hingga bibir mereka kembali bertemu. Perasaan keduanya saling tersampaikan lewat skinship tersebut. Menit demi menit berlalu hingga akhirnya Eeteuk menarik dirinya untuk mengambi nafas. Tapi belum sempat bibir meraka benar-benar lepas, Heechul menarik kerah Eeteuk, membuat bibir mereka kembali bertemu.

Eeteuk tersenyum melihat reaksi Heechul. Sementara Heechul memejamkan matanya, Eeteuk menarik kepala Heechul agar ciuman mereka semakin dalam.

“Nado, saranghae.”

__>///<

Gyaaaaa!!!! Aneh banget endingna!!! >.< *sembunyi di genteng*

sebagai permintaan maafnya author(postnya lama banget), Cherry kasih bonusnya ne^^

TITLE:;: With U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: Bonus Chapter
A/N:;: terserah reader ngangep ini nyambung ato enggak ma With U yg chapter…~ happy reading~>w<

Heechul membuka matanya. Hal yang pertama dia dapati adalah wajah Eeteuk yang hanya berjark beberapa centi didepannya. Heechul mengecup bibir Eeteuk cepat. Dan saat tubuhnya bergerak untuk menghapus jaraknya dengan Eeteuk, dia menyadari sesuatu. Sekujur tubuhnya terasa sakit, terutama bagian bawah tubuhnya terasa ada yang mengganjal. Dan benar saja, sesuatu masih tertanam dalam disana.

“Teuk… irrona!” Heechul menusuk-nusuk pipi Eeteuk. Eeteuk mengernyitkan alisnya, tanda bahwa dia merasakan jari Heecul. Tapi berapa lamapun dia melakukannya, Eeteuk tak kunjung membuka matanya.

Hee chul mendengus kesal. dia terdiam, berpikir cara untuk membangunkan kekasihnya tersebut. Sebuah ide nakal terbesit di otaknya.

Dia menggerakan pinggulnya, memaju-mundurkannya. Dan itu membuat sesuatu yang berada dalam tubuhnya bereaksi dan membuat sang empunya membuka matanya.

“Chul… ahh… kau memancingku…” desah Eeteuk, masih dalam keadaan mengantuk.

“Cepat bangun!” Heechul mengelus pipi Eeteuk lembut lalu mengecup bibirnya sekilas sebelum dia benar-benar memundurkan badannya hingga sesuatu yang berada dalam tubuh bagian bawahnya terlepas.

“Yahhh…” keluh Eeteuk. Heechul beranjak dari ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi.

“Chullie…” panggil Eeteuk.

“Hm?” sahut Heechul agak keras dari dalam kamar mandi.

“Mandi bareng, yuk?” tawar Eeteuk, masih malas bergerak dari posisinya.

“Asal kau tak menyerangku.” Jawab Heechul, sedikit menyembulkan kepalanya dari balik pintu. Eeteuk tersenyum sumringah. Dengan cepat dia beranjak dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi.

___>w<

Gyaaaaaa!! Ancur! Drabble ancur!!! *jedotin kepala ke kasur(biar gk sakit)*

Seancur-ancurnya ffku ttp koment please~^w^ ni bonus picuna…

With U 4

TITLE:;: With U
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CHAPTER:;: 4/7
A/N:;: ada yg bingung dg critanya…? Nanti klo dah ending tau kok… klo blon mudeng jg baca ulang^^happy reading~>w<

Heechul berjalan dalam gelapnya jalan itu. Cahaya lampu jalanan tak mampu menyinari seluruh sudut disekitanya. Dalam setiap langkahnya ada perasaan berat yang semakin menekan dadanya dan membuat kakinya berat.

Perasaan selalu diawasi membuatnya sering menoleh kebelakang. Tapi dia takpernah menemukan sesosok apapun disana. “!” Heechul terpengangah melihat jalanan didepannya. Tempat ini… tempat yang tadi dilaluinya bersama Eeteuk.

Dan rasa sesak di dadanya semakin membuncah. Rasa bersalah itu kembali menyerangnya.

Heechul mempercepat lajunya, walau kakinya terasa sangat berat untuk digerakan. Akhirnya dengan nafas terengah dia berhasil mencapai tempat tujuannya.

Dan disana dia menemukan sesosok bayangan yang berdiri dibawah remang-remang lampu. Sesosok namja yang dikenalnya.

“Ada apa?” tanya Heechul pada namja yang berdiri 10 meter didepannya itu.

Namja itu membalikan badannya. Memperlihatkan seringai yang dapat membuat Heechul terdiam kaku.

“A-apa maumu?” tanya Heechul, berusaha agar tak merasakan wajahnya yang memanas. Terdengar nada gemetar saat dia bicara.

Namja itu hanya diam tapi tetap dengan senyuman mautnya. Dengan langkah perlahan dia berjalan mendekati Heechul. Dan tanpa sadar Heechul sedikit memundurkan badannya.

“Kenapa memanggilku?” Tanya Heechul, berusaha terlihat dingin dan tenang.

Han Geng semakin memperlebar senyumannya. “Follow me.”

Heechul terdiam kaku. Dia membelalak. “…”

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Donghae berjalan menuju pintu. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika Kibum meraih tangannya.

“Hyung mau kemana? ” Tanya Kibum. Tersirat di wajahnya kekhawatiran yang dalam.

“Cari udara.” Jawab Donghae cepat. “Wae?” Tanya Donghae balik.

“Tadi aku dengar waktu Hyung biacara dengan Heechul hyung…”

“Wae? Saat aku bicara dengan Heechul hyung…?”

Kibum melepaskan genggamannya. “Aniyo. Lupakan.” Ucapnya kemudian. “Da-dah!”

Donghae mengangguk kecil lalu membuka pintu.

Saat bayangan Donghae sudah menghilang dibalik pintu Kibum beranjak dari tempatnya. Dan dalam setiap langkahnya ada rasa kekhawatiran pada Donghae yang semakin menekannya. Tapi dia tak tahu firasat apa itu. Yang dia tahu adalah kalung pemberian Donghae dan Heechul, yang diberikan padanya saat tahun baru, rantainya terputus tanpa sebab.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Eeteuk berjalan dalam diam. Rasa bersalah di dadanya semakin menjadi-jadi. Seolah menusuk tepat di dada berkali-kali. Dan tak jarang sesaat tanpa sadar dia menahan nafasnya, merasa tak ada udara lagi untuk dihurup.

“Kang… in… mianhae…” itulah yang diucapkannya setiap tarikan nafas.

Matanya sudah terlalu lelah untuk mengeluarkan air mata lagi. Walau dia berusaha tegar, tapi terasa sangat berat untuk berusaha menyadari kenyataan yang kejam, walau itu sudah terjadi.

Dia berjalan tanpa arah. Tak tahu harus kemanakan perasaannya.

Merasa kakinya tak mampu lagi untuk menahan tubuhnya, dia bersandar pada sebatang pohon yang ada di halaman sebuah rumah kecil. Rumah itu terlihat tak terurus, mungkin sudah tak berpenghuni.

Dan karena merasa matanya kelelahan menangis, dia memejamkan matanya dan mulai kelihangan kesadaran.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

“Chullie…” Han Geng menyentuhkan jarinya di pipi putih milik Heechul yang kini merona merah. Dengan senyum yang mematikan dia menurunkan jarinya ke dagu Heechul lalu berhenti tepat di bibirnya.

“Lepaskan.” Heechul berusaha melepas tangan Hen Geng. Tapi dia kalah cepat oleh Han Geng yang langsung menyambar lehernya. Membuatnya mengerang tiba-tiba. Dengan sisa kesadarannya Heechul berusaha mendorong tubuh Han Geng, tapi Han Geng justru semakin merapatkan tubuh mereka. dan Heechul semakin kehilangan tenaga dan kesadarannya.

Han Geng semakin mempercepat ritmenya. Dengan sedikit keras dia menghisap kulit leher putih Heechul. Tangannya mulai membelai lembut junior Heechul yang terbalut celananya, tentu saja itu membuat Heechul semakin menggila dan kegelian.

“Ah… aahh… Han… ahh!”

KRAK

“!” seketika kesadaran Heechul pulih kembali ketika mendengar bunyi lantai kayu yang dipijaknya patah. Dengan cepat dia mendorong tubuh Han Geng darinya. Tapi dengan cepat juga Han Geng kembali menyambar lehernya.

“..” Heechul membelalak ketika merasa sesuatu yang tajam menusuk kulit lehernya. Dan sesuatu itu terasa seperti menembus kulitnya dan menghisap sesuatu dibawah kulitnya. Perlahan kekuatan Heechul terkuras.

“Han… aahh…” tangan Heechul berusaha mendorong tubuh Han Geng yang mengapit tubuhnya. Tapi percuma saja, dia telah kehilangan bayak darah yang mengakibatkannya kehilangan kekuatan dan kesadarannya.

Ya. Han Geng menghisap darah seorang Kim Heechul.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

‘Akuingat, disini.’ Batin Donghae. Dengan langkah cepat dia berjalan menuju rumah kecil itu. Dan saat itu juga dia menemukan Eeteuk yang tertidur di pohon yang ada di halaman.

“Ya! Irrona!” seru Donghae sembari mengguncang tubuh Eeteuk.

Eeteuk membuka matanya. “Nugusaeyo?” tanyanya saat kesadarannya sudah pulih.

Donghae tak menjawab dan hanya menunjuk menarik tangan Eeteuk. Mengajaknya berlari ke suatu tempat.

“Ya! Lepaskan!” Eeteuk berusaha melepaskan cengkraman Donghae. Tapi entah apa yang terjadi, ada sebuah perasaan yang mengatakan dia harus mengikuti Donghae. Dan Eeteuk merasa pernah kenal Donghae, atau bahkan sangat mengenalnya, sangat.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Mata Han Geng perlahan terbuka. Bola matanya berubah menjadi merah, sedetik kemudian kembali menjadi coklat, lalu hitam. Hitam pekat.

Dia membelalak. Tiba-tiba dadanya terasa panas dan sakit. Dan hampir sekujur tubuhnya terasa kaku. Matanya yang masih bebas melirik ke suatu tempat. Dimana disana berdiri dua orang namja, dengan nafas terengah.

Tubuh Heechul terlepas dari rengkuhan Han Geng. Terjatuh dan terhempas di lantai dengan keras.

“Heechul?” Tanya Eeteuk bingung. “Sial. Terlambat.” Desah Donghae. “Bawa dia ke rumah.” Bisik Donghae pada Eeteuk. Eeteuk menurut dan segera menghampiri Heechul. Untung saja Han Geng tak menghalanginya, karena dia sibuk melawan Donghae.

“Heechul-ssi! Heechul-ssi!” Entah kenapa tiba-tiba saja Eeteuk menggunakan panggilan formal. “Ya! Palle irrona!” Eeteuk menepuk-nepuk pipi Heechul. Wajahnya sangat pucat, tergambar jelas di bibirnya yang sebelumnya berwarna merah. “Aish!” dengan cepat dia menarik tubuh Heechul dan menggendongnya di punggung.

Eeteuk segera beranjak dari tempat itu, berlari menuju rumahnya. Meninggalkan dua namja yang sibuk bertarung.

Donghae menekan dada Han Geng dengan cepat, tapi tidak keras. Dan seketika tubuh Han Geng terhempas ke belakang.

‘Cih. Kekuatanku masih kurang.’ Han Geng mengusap bibir bagian bawahnya yang berlumuran darah, darah milik seorang Kim Heechul. Dia beranjak dari posisinya lalu berlari keluar dari tempat tersebut. Donghae langsung mengejarnya.

‘DImana dia?’ mata Han Geng terus melirik kesana-kemari. Dan akhirnya dia berhenti tepat di sebuah rumah. Dia memasuki salah bangunan didepannya, melalui jendela yang terbuka.

Donghae tercekat. Dia tak memperkirakan ini sebelumnya. Dengan segera dia berlari mengejar Han Geng, yang menghilang di balik jendela kamarnya.

Our Love

Author:;: Cherry Chibi>w<

Title:;: Our Love

Cast(s):;: Hankyung, Kim Heechul, Choi Siwon, Choi Kyuri, Kim Heebon

Genre:;: Angst, Roman, Yaoi, Straight

Summary:;: Kenapa ada aturan dalam cinta? Tak bisakah aku memilikimu seutuhnya?

A/n:;: ff ini udah karatan di lappieku, berhubung d mcsd ffnya staright semua(yg kutahu slain punyaku) jd ini ada straingghtnya. Enjoy! ^w^ Baca lebih lanjut