TITLE:;: Force
AUTHOR:;: Cherry Chibi>w<
CAST(S):;: Kim Ryeowook, Kim Jongwoon, Kim Youngwoon, Kim Heechul, Kim Kibum (all kim di SJ nih)
A/N:;: Happy reading~>w<
Sosok itu terus berlari dalam gelapnya lorong. Darah yang mengalir di lengan kanannya tak dipedulikannya. Nafasnya terengah beradu dengan angin malam yang sangat dingin saat itu. Dia tak peduli dengan pakaiannya yang terkoyak, tak peduli dengan tangannya yang membeku, tidak dengan kakinya yang nyaris mati rasa. Persetan dengan itu semua. Tujuannya kini hanya satu, lari.
“Hahhhh… hahhh… akkh!! ARRGGGHHHH!!!” dia mengerang saat merasakan sesuatu menusuknya dari belakang. Tepat di jantungnya. Langkahnya melambat seiring darah menetes dari tubuhnya.
Rasa perih itu menjalar keseluruh tubuh. Perlahan kakinya terjatuh. Dia berusaha mengeluarkan benda yang menusuknya itu. Tapi percuma. Benda itu tak bisa digapainya, tapi tubuhnya dapat mengeluarkan darah oleh benda itu.
Tubuhnya ambruk saat dia mendengar seseorang berteriak, “STOP THERE!!!”
Setelahnya yang dia dengar hanyalah suara-suara yang entah apa itu. Dan hal terakhir yang dia ketahui sebelum kesadarannya hilang adalah sebuah pelukan hangat di tubuhnya.
<><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><><><>0<><>
Perlahan dia membuka matanya, merasakan sesuatu yang dingin menggelitik pipinya.
“Hyung! Dia bangun.” Tangan yang menyentuh pipinya menjauh, lalu dia pergi dari ranjang itu. Ryeowook duduk dari posisinya, menatap bingung sekelilingnya.
“Kau pasti bingung kan?” seseorang menghampirinya dan duduk disisi ranjangnya. “Tertidur dengan pulas di ranjang lalu bangun-bangun berada disini?”
Ryeowook menatap namja itu bingung. Seingatnya dia diserang seseorang tadi malam. Atau itu hanya mimpi? Tidak, itu tidak mungkin mimpi.
“Itu kejadian yang dialami hyungmu. Dia diserang anggota L.D.”
Ryeowook mengerutkan keningnya.
“Dengar, dia pemegang kunci gerbang penjara neraka. Karena itu dia diincar oleh makhluk-makhluk jahat. Dan saat ini dia diincar oleh L.D. Kami sudah berusaha menyelamatkannya saat itu, tapi dia justru menghilang entah kemana setelah kami selamatkan.” Tutur namja itu. Ryeowook menatap bingung namja itu. Penjelasan apa ini? Dan dia semakin tak mengerti. Apa itu L.D? Dan penjara neraka? Sangat konyol baginya.
“Itu hanya nama untuk tempat terkutuk itu. Tak mungkin dalam neraka ada penjara, kan?” Kata namja itu. Ryeowook menatapnya bingung. Sedari tadi dia tak berkata apapun, tapi namja itu bicara seolah menjawab pertanyaannya.
“Sudahlah, Jongwoon. Dia masih kebingungan.” Seseorang menepuk pundak namja itu. Namja itu beranjak dari ranjang lalu pergi entah kemana.
“Aku Youngwoon.” Namja berperawakan besar itu mengurkan tangannya pada Ryeowook. Ryeowook menyambutnya ragu. “Kami K.A, kami ada di pihakmu. Maaf kami tak bisa menyelamatkan hyungmu saat itu.” Youngwoon duduk ditempat yang digunakan Jongwoon tadi.
Ryeowook masih menatapnya bingung, bingung bicara apa. Semua ini masih belum bisa dicerna sempurna olehnya. Dia masih bingung, dan ketakutan.
“Kami butuh bantuanmu, untuk mencari hyungmu. Sebelum dia ditemukan oleh orang-orang jahat dan mengambil kunci dalam tubuhnya. Bersediakah… kau membantu kami?”
Ryeowook masih menatap namja itu bingung. Apa yang sebenarnya terjadi?
“Kami bisa menemukannya dan menyelamatkannya jika ada kau. Mimpi tadi malam adalah kejadian nyata yang dialami hyungmu. Kau dan dia terhubung.”
Ryeowook masih terdiam, dia ingat perkataan Hyungnya saat ia kecil.
“Hyung, ummappa kenapa tak ada? Kapan mereka tak pulang, Hyung?”
Namja itu menatap Ryeowook kecil dengan tatapan nanar. “Mereka tak bisa pulang, Wookie.”
“Terus kapan mereka pulang?”
Namja itu hanya tersenyum lalu mengelus rambut Ryeowook lembut.
“Hyung kenapa? Hyung terluka?” Ryeowook menunjuk sebuah gorsan, bukan, itu lebih terlihat seperti ukiran yang ada di tangan namja dihadapannya.
“Ini… kunci tempat terlarang.”
“Bagaimana? Kau bersedia?” tanya Youngwoon. “Kau ingin menemukan hyungmu, kan?”
Ryeowook menatap Youngwoon lalu berganti menuju tangannya yang terulur padanya. Dia kembali berpikir. Mungkin semua misteri yang dia jumpai selama ini bisa terpecahkan kalau dia menerima tangan itu, tapi dia masih ragu apakah mereka benar-benar ada di pihaknya.
“Terima saja.” Tiba-tiba seseorang duduk muncul disampingnya. Ryeowook menoleh. Matanya membulat menatap wajah namja itu.
“Heechul hyung? Benar Heechul hyung?”
“Tentu. Untuk apa aku membohongimu? Aku ingin mencarinya, makanya aku masuk organisasi ini.” Ucap Heechul sembari memainkan rambutnya. “Kau juga harus masuk. Kita cari hyungmu.”
Ryeowook mengamati seksama wajah Heechul. Dia ragu, apakah yang dihadapannya ini benar-benar sahabat hyungnya?
Tiba-tiba dia teringat sesuatu, ya. Ryeowook bisa merasakan hawa yang sama pada Heechul dengan sahabat hyungnya dulu. Ya, Heechul yang berada dihadapannya benar-benar orang yang dulu menjadi sahabat hyungnya.
Perlahan tangan Ryeowook terangkat dan menjabat tangan Youngwoon.
Youngwoon tersenyum. “Bagus.”
“!!” Mata Ryeowook membelalak ketika dia tiba-tiba merasakan sakit dibawah matanya, seperti tergores benda tajam. Dan sakit itu menjalar hingga samping matanya.
“Akkkkhhhh!!!” Ryeowook menutup mata kanannya, seolah itu bisa mengurangi rasa sakitnya.
“Sudah kuduga, kau dan dia sama.” Ucap seorang namja yang duduk tak jauh dari Ryeowook dan Youngwoon, namja yang tadi menyentuh pipi Ryeowook saat terbangun. Ryeowook tak menggubris apa yang dikatakan orang itu. Dia terlalu berkonsentrasi pada rasa sakit itu.
Perlahan Ryeowook menurunkan tangannya setelah rasa sakit itu berkurang, dia menoleh kearah cermin yang entah sejak kapan ada disampingnya.
Terlihat ukiran seperti motif sesuatu di wajahnya, tapi itu adalah luka. Sangat jelas bahwa kulitnya terkelupas dan lapisan dibawahnya terlihat. Tapi anehnya tak ada darah, melainkan warna hitam. Ya, itu luka yang sama dengan luka hyungnya. Hanya saja milik hyungnya berada di tangan kanan, sementara Ryeowook berada disekitar mata kanan.
Dan dalam sekejap, hanya sekejap, Ryeowook seperti melihat bayangan seorang namja. Ryeowook tak sempat melihat wajahnya. Namja itu berada dalam sebuah tempat yang gelap. Lalu siluet itu berganti dengan pemandangan lain. Entah pemandangan apa itu, yang jelas mengerikan. Dan siluet kembali berganti, dengan pemandangan lainnya. Selebihnya Ryeowook tak mengingat apapun karena tiba-tiba pundaknya ditepuk seseorang.
“!!” Ryeowook menoleh, menatap namja yag menepuk pundaknya. Dia adalah namja yang tadi mengatakan Ryeowook sama dengan seseorang.
“Aku lupa memperkenalkan diri. Kibum.” Namja itu tersenyum. Ryeowook mengangguk kecil. “Ryeowook.” Ucapnya.
“Berapa anggota kita? Err, apa tadi nama kelompok kita?” tanya Ryeowook pada Youngwoon.
“K.A. Semuanya lima. Kim Jongwoon, yang tadi, Kim Youngwoon, aku, Kim Kibum, dia, dan kau, Kim Ryeowook.” Jawab Youngwoon, menghitung jarinya.
“Semuanya bermarga Kim?”
“Lalu aku kau lupakan?” tanya Heechul kesal.
Youngwoon tertawa kecil. “Mian. Kau samar sih.” Candanya.
“Hahaha. LUCU sekali.” Heechul berdecak lalu pergi meninggalkan tempatnya.
Ryeowook menoleh kearah Youngwoon. Namja itu hanya mengangkat bahunya. Ryeowook mengerlingan matanya lalu mulai berjalan mengelilingi ruangan itu. Tempat itu sangat menarik untuk Ryeowook, entah sisi mana yang menarik. Tapi ada sebuah perasaan kuat, yang entah apa itu, bergemuruh di dada Ryeowook saat menatap ruangan itu.
“Ini markas kita?” tanya Ryeowook. Kibum mengangguk.
“Dan tempat tinggal.” Timpal Youngwoon.
“Hah?”
“Ne. Selama kau anggota K.A, kau tinggal disini.” Jawab Youngwoon santai sembari memainkan air didalam gelasnya.
“Lalu bagaimana dengan apartementku? Dengan pekerjaanku?” tanya Ryeowook.
“Itu tak ada hubungannya dengan kami. Tinggalkan saja, gampang kan? Mereka takan mengejarmu sampai sini.” Balas Youngwoon.
“Heh!”
“Wae? Kalau mau urusi silakan saja.” Youngwoon berdiri dari posisinya lalu berjalan menuju sebuah pintu. Saat berpapasan dengan Ryeowook, dia menepuk pundak namja manis itu. “Make your life easy.”
Ryeowook menoleh pada Youngwoon. Namja itu mengedipkan sebelah matanya lalu kembali berjalan melewati Ryeowook. Ryeowook menoleh kearah Kibum. Kibum menaikan salah satu alisnya lalu kembali sibuk dengan kertas dihadapannya. Ryeowook berjalan menghampiri Kibum.
“Kau meninggalkan keluargamu demi K.A?” tanya Ryeowook sembari duduk disamping Kibum.
“Aku tak punya keluarga.” Jawab Kibum santai, sedikit tersenyum.
Ryeowook hanya bergumam kecil lalu kembali mengelilingi ruagan itu. Dia berjalan menuju sebuah jendela. Dibukanya pintu jendela dan menatap pemandangan dihadapannya. Putih bersih.
“Dimana ini? Markas ini?” tanya Ryeowook, menoleh pada Kibum. “Ya!” serunya saat Kibum tak juga menjawab pertanyaannya.
Kibum mengangkat bahu, tanpa menatap Ryeowook. Ryeowook mengerlingkan matanya sembari menghembuskan nafas kecil. Dia menutup jendela dan kembali berkeliling ruangan itu. Tangannya berjalan menyusuri tiap benda yang dilewatinya, hingga tanpa sadar tangannya menyentuh knop pintu dan membuat pintu terbuka karena saat itu pintu tak tertutup rapat.
“Eh…” Ryeowook menarik tangannya. Pintu itu semakin terbuka. Dan karena penasaran, Ryeowook masuk kedalamnya.
Didalam sana gelap, walau ada beberapa lilin yang terpasang di celah-celah dinding. Tempat itu seperti gua bawah tanah, penuh stalaktit dan stalakmit. Dan tanpa sengaja kaki Ryeowook menyandung sebuah stalakmit, membuatnya nyaris terjatuh jika sebuah tangan tak menariknya.
Ryeowook menoleh kearah tangan yang memeganginya itu. “Hyung!”
Heechul meletakan jarinya di bibirnya. Ryeowook menatap Heechul bingung sembari mengikuti namja sahabat hyungnya itu, yang berjalan ke suatu tempat.
Mata Ryeowook membelalak ketika mereka sampai ke sebuah tempat.
“Kau tahu tempat ini?” tanya Heechul, sedikit berbisik. Ryeowook menggeleng. “Tapi aku rasa pernah melihatnya.” Jawabnya, juga berbisik. “Kenapa kita harus diam-diam?” tanya Ryeowook. Dia penasaran, karena daritadi Heechul akan menatap tajam kearahnya jika dia membuat suara yang cukup keras.
“Itu hanya kebiasaanku setiap kemari.” Jawab Heechul.
Ryeowook mengernyitkan alisnya. “Mwo?!”
Heechul menaikan sebelah alisnya. “Wae? Salah?”
Ryeowook menggeleng kecil. Dia sudah wajar jika itu Heechul. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah benda. Benda itu berada sekitar 5 meter dari tempatnya berdiri sekarang. Terlihat secercah cahaya biru dari benda itu.
“Apa itu?” tanya Ryeowook, tanpa menoleh pada Heechul.
“Hng? Apanya?” Heechul ikut menoleh kearah yang Ryeowook tatap, tapi dia tak menemukan apapun disana. Hanya ada kegelapan didepan mereka. Heechul menyipitkan matanya, berharap itu membantunya melihat lebih jelas. Tangan Ryeowook terangkat, menunjuk benda yang dilihatnya itu. Kini Heechul yang mengernyitkan alisnya.
“Nggak ada apa-apa. Ya! Ryeowook-a!” seru Heechul ketika dilihatnya Ryeowook berjalan lurus kedepan. Heechul hendak menghentikan Ryeowook. Tapi dia tak dapat melihat apa-apa, dan tak membawa alat penerangan apapun. Tempat yang dituju Ryeowook tak terdapat penerangan samasekali. Sementara lilin yang menempel di dindingpun tak mungkin diambilnya.
Akhirnya dia memilih untuk menunggu Ryeowook kembali. Tapi tiba-tiba dia mendengar teriakan Ryeowook yang setelah itu terdengar suara sesuatu terjatuh dan menghantam lantai dengan keras.
“Ryeowook-a! Gwenchanayo?” seru Heechul sedikit panik. Tak ada jawaban. Heechul semakin panic. Dengan segera dia berlari keluar dari tempat itu dan mencari alat penerangan.
Kibum yang asyik membaca buku jadi sedikit penasaran dengan Heechul yang bolak-balik dihadapannya. “Cari apa?” tanyanya.
“Alat penerang. Ah, ini!” Heechul segera kembali ke tempat tadi. Sementara Kibum yang pensaran ikut menyusul Heechul. Meninggalkan bukunya begitu saja.